Berita Jepara
Jepara Butuh Tambahan SLB, Hanya 50 Persen ABK yang Mengenyam Pendidikan. Lokasi Terlalu Jauh
Sahabat Difabel Jepara meminta pemerintah membangun SLB di wilayah utara. Saat ini, hanya 50 persen difabel Jepara yang mengenyam pendidikan.
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, JEPARA - Sahabat Difabel (Sadifa) Jepara meminta pemerintah menambahkan Sekolah Luar Biasa (SLB) negeri di Jepara untuk menurunkan angka anak tidak sekolah (ATS) difabel.
Sekretaris Sahabat Difabel (Sadifa) Jepara, Aswin Helmi Arditianto mengatakan, anak berkebutuhan khusus di Jepara perlu mendapatkan perhatian serius perihal pendidikan.
Diketahui, Jepara hanya memiliki satu SLB negeri di Jepara, tepatnya di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan.
Keberadaan SLB negeri ini masih sulit dijangkau anak difabel, terutama yang tinggal di wilayah terpencil dan jauh dari pusat kota.
Selain jarak tempuh, minimnya transportasi juga menjadi tantangan tersendiri.
Baca juga: Abrasi Tanggultlare dan Kisah Dusun yang Hilang Ditelan Air Laut di Jepara
Dalam beberapa kasus, akhirnya, anak berkebutuhan khusus tidak sekolah sama sekali karena tidak ada alternatif pendidikan inklusif yang dekat tempat tinggal mereka.
"SLB Jepara hanya ada satu, orangtua merasa kasihan karena mengantar anaknya ke sekolah dengan jarak yang cukup jauh. Apalagi ketika musim hujan, kasihan yang tidak punya mobil," kata Aswin, Jumat (13/6/2025).
Menurut Aswin, perlu ada penambahan SLB di wilayah utara dan timur Jepara.
Di wilayah utara misalnya, diusulkan pendirian SLB di Kecamatan Kembang atau Bangsri agar bisa melayani kebutuhan pendidikan difabel di Kecamatan Kembang, Bangsri, Keling, dan Donorojo.
Ia menjelaskan, anak-anak di wilayah tersebut harus menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk sampai ke SLB Senenan.
"Minimal, dibuatkan SLB di daerah utara ya, biar teman-teman berkebutuhan khusus juga tidak terkendala jarak."
"Apalagi, sistem sekolah ABK itu ditemani orangtua jadi orangtua yang bekerja juga susah," ungkapnya.
Selain wilayah utara, wilayah timur dan selatan Jepara juga sangat membutuhkan kehadiran SLB.
Jika dibuatkan SLB di wilayah tersebut akan menampung ABK di Kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan, Mayong, dan Welahan.
Sementara itu, SLB di Desa Senenan diharapkan tetap bisa difungsikan untuk melayani wilayah sekitar seperti Kecamatan Jepara, Tahunan, Kedung, Batealit, dan Pakisaji.
Baca juga: Resmi Dikenalkan ke Tim, Berikut Prestasi Pelatih Anyar Persijap Jepara Mario Lemos untuk Liga 1
Aswin berharap, pemerintah bisa memberi perhatian serius terhadap kondisi pendidikan ABK di Jepara.
Sebab, dengan adanya pembagian zonasi SLB ini, lanjut Aswin, akan membuat distribusi fasilitas pendidikan ABK menjadi lebih merata dan proporsional.
"Dari teman-teman berkebutuhan khusus hanya lima puluh persen yang bisa mengakses pendidikan," bebernya.
Diskusikan dengan Pemprov Jateng
Menanggapi permintaan itu, Bupati Jepara Witiarso Utomo menyampaikan, pemda akan kembali berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Menurut Witiarso, perlu pendekatan secara intensif dengan Pemprov Jateng agar apa yang menjadi kebutuhan dari teman-teman berkebutuhan khusus bisa terealisasikan.
"Kami sudah berdiskusi dengan provinsi untuk mengajukan SLB di Jepara, plus SMA/SMK di Jepara."
"Harus perbanyak komunikasi karena memang ranahnya di provinsi," katanya. (*)
Hilang 4 Hari, Nelayan Jepara Ditemukan Tewas di Perairan Pulau Panjang |
![]() |
---|
Pelajar SMP Jepara Jadi Korban VCS Pemuda Demak, Diancam Gambar Disebar ke Sekolah |
![]() |
---|
Gedung DPRD Jepara Rusak Dibakar Massa, di Mana Anggota Dewan Bekerja? |
![]() |
---|
Doa dan Salawat demi Jepara Aman Jadi Permohonan Peserta Pengajian Ahad Pahing |
![]() |
---|
Pekerja Seni Jepara Menjerit, Job Tiba-tiba Dibatalkan Lantaran Polisi Tak Keluarkan Izin Hiburan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.