Berita Banyumas

Perempuan Jadi Sasaran Empuk Penipuan Online, Guru Besar Unsoed Purwokerto Bagikan Senjata ABCD

Guru Besar Ilmu Komunikasi Unsoed Purwokerto memperingatkan perempuan akan jereat pinjaman oline (pinjol) ilegal dan penipuan digital.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/HUMAS UNSOED PURWOKERTO
BERI PELATIHAN - Guru Besar Ilmu Komunikasi Unsoed Prof Dr Mite Setiansah menyampaikan materi soal literasi digital kepada anggota PKK Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Kamis (12/5/2025). Pelatihan ini bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Dr Mite Setiansah menyampaikan pentingnya perempuan sebagai garda terdepan dalam melawan kejahatan online yang marak.

Di antaranya, mewaspadai jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal, penipuan digital, dan eksploitasi data pribadi.

Mite mengatakan, perempuan merupakan satu di antara kelompok paling rentan menjadi korban kejahatan ruang digital.

Itu sebabnya, dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Kamis (12/6/2025), Mite dan tim memperkuat literasi digital, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan komunitas perempuan, yakni PKK.

"Sistem beli sekarang, bayar nanti, menciptakan ilusi mampu bayar."

"Banyak yang akhirnya terjebak utang karena tergoda kemudahan pinjol ilegal," ujar Prof Mite, lewat rilis.

Baca juga: Ahli Unsoed Beberkan Konsep Ruang Publik Ideal Kebondalem Purwokerto, Bukan Hanya untuk Bisnis

Menurutnya, perempuan sering kali menjadi target empuk karena mereka berperan dalam mengatur keuangan keluarga dan aktif menggunakan layanan digital. 

Dalam sesi diskusi, bahkan terungkap, ada peserta yang pernah meminjam Rp3 juta namun ditagih hingga Rp30 juta oleh pinjol ilegal.

"Ini meresahkan. Maka dari itu, perempuan harus kritis, tahu membedakan mana pinjol legal dan mana yang jebakan," katanya.

Dalam upaya memperkuat literasi itu, tim Unsoed menyajikan empat pilar literasi digital, yaitu budaya digital, kecakapan digital, etika digital, dan keamanan digital.

Semuanya itu dirangkum dalam sebuah handbook khusus buatan Tim Lentera Digital yang merupakan kumpulan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Unsoed.

Kegiatan memperkuat literasi digital itu juga dihadiri Prof Dr Nana Sutikna, Dr Edi Santoso, Dr Nuryanti, serta dosen muda dan pegiat nasional literasi digital, King Anugrah MA, sebagai pemateri.

Baca juga: Dinkes Banyumas Konfirmasi Seluruh ASN Belum Terima Gaji ke-13

Prof Mite menekankan pentingnya berpikir kritis sebagai senjata utama melawan kejahatan online.

"Gunakan rumus ABCD: Amati, Baca, Cek, dan Diskusikan." 

"Jangan asal klik, jangan buru-buru percaya," pesannya. 

Selain materi yang bersifat teoritis, para peserta juga diajak berdiskusi aktif dan membagikan pengalaman pribadi terkait penggunaan layanan digital.

Kegiatan ini menjadi langkah konkret Unsoed dalam mengedukasi masyarakat sekaligus memperkuat daya tahan digital, khususnya bagi kelompok perempuan yang selama ini masih rentan menjadi korban. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved