Berita Jateng
Penampakan Keris Sunan Kudus, Apakah Asli?
Tradisi tersebut dilestarikan setiap tahun pada hari Senin atau Kamis pertama setelah hari tasyrik.
Penulis: Saiful Masum | Editor: khoirul muzaki
Setelah itu, keris dibasuh atau direndam dengan warangan yang didatangkan dari Keraton Solo (Surakarta).
"Setelah keris dipastikan kering, diberi minyak wangi-wangian non alkohol. Kemudian disimpan kembali di tempat semula," tuturnya.
Prosesi penjamasan tombak juga dilakukan serupa dengan penjamasan keris.
Air jeruk nipis diyakini dapat mencegah karat atau korosi pada benda-benda pusaka yang berusia ratusan tahun.
Setelah ritual penjamasan rampung, dibacakan kembali tahlil, ayat suci al-Quran, dan ditutup dengan doa.
Rangkaian kegiatan penjamasan keris ditutup dengan makan bersama nasi opor ayam panggang di lokasi penjamasan.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Agus Susanto menyebut, ritual penjamasan keris peninggalan Sunan Kudus sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah, bersamaan dengan penetapan warisan budaya tak benda kegiatan buka luwur dan tradisi dandangan.
Pihaknya mendukung penuh upaya pelestarian tradisi penjamasan keris peninggalan Sunan Kudus yang dilakukan setiap tahunnya. Dengan harapan, tradisi ini dijaga dengan baik agar tetap lestari dari tahun ke tahun. (Sam)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.