Berita Jateng
Ingat Permainan Tamiya? Kini Dihidupkan Lagi Komunitas Rangers Lawan Budaya Mager dan Gadget
Mengusung permainan legendaris Mini 4WD (sering dikenal sebagai Tamiya), komunitas ini memperkenalkan gaya olahraga baru bernama Street Mini 4WD
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, Di tengah dominasi gadget dan minimnya aktivitas fisik masyarakat, terutama anak-anak, hadir sebuah komunitas yang menyuguhkan konsep olahraga unik dan penuh keceriaan, yakni komunitas Semarang Runners (Rangers) dari PKPI Semarang, atau Perkumpulan Komunitas Playon Indonesia cabang Semarang.
Mengusung permainan legendaris Mini 4WD (sering dikenal sebagai Tamiya), komunitas ini memperkenalkan gaya olahraga baru bernama Street Mini 4WD.
"Kita ingin kampanyekan adalah olahraga sambil bermain, keseruannya, keasyikannya, kekompakannya, karena sekali bermain pasti akan nagih. Dan utamanya bagi anak-anak agar dapat istirahat dengan gadget, mengingat sekarang era nya era gadget, anak-anak TK dan SD saja sudah di perkenalkan dengan gadget," jelas Panjalu Ardhi, penggerak komunitas PKPI Semarang.
Baca juga: SPMB Kota Semarang, Disdik Klaim Tidak Ada yang Ditutupi
Meski demikian, komunitas ini sebenarnya tak hanya diisi oleh anak-anak, namun juga orang dewasa. Bahkan lewat komunitas ini, menjadi wadah nostalgia bagi beberapa orang yang masa kecilnya menyukai tamiya.
“Tamiya itu sebenarnya nama brand. Di olahraga ini, kita bebas menggunakan mobil mini 4WD merek apa pun, bahkan rakitan sendiri (DIY),” lanjut Ardhi.
Berbeda dengan balapan Tamiya yang punya lintasan sirkuit khusus, Street Mini 4WD dimainkan di ruang terbuka seperti jalan umum, taman kota, atau area CFD.
Pegiat dalam komunitas ini berlari sambil mengarahkan mobil Mini 4WD mereka menggunakan guide stick yang dibuat secara kostumisasi. Dalam permainannya, pegiat seolah menyatu dengan mobil yang mereka modifikasi sendiri. Makanya, saat bermain street mini 4WD, selain teknik, permainan ini juga turut melatih daya tahan atau endurance pada pegiat.
“Jadi, permainan ini juga sekaligus olahraga. Cara bermainnya menyesuaikan dengan kecepatan dari kit (kendaraan) masing-masing. Kemudian setting kit itu bisa dengan modif dinamo, gear ratio, atau baterai. Bahkan banyak yang pakai bahan-bahan bekas, kayak busa stang sepeda untuk ban atau botol sampo bekas buat underguard. Inilah kenapa kita pakai tagar #StreetItuBebas,” ujar Ardhi.
PKPI Semarang berdiri pada masa pandemi sebagai alternatif olahraga luar ruangan.
Dimulai dari 2–3 orang saja, kini komunitas ini telah berkembang menjadi puluhan pegiat yang aktif berlatih di berbagai titik di Kota Semarang, dari Tlogosari hingga Gunungpati.
Sejak tahun 2024, komunitas ini resmi terdaftar dalam naungan KORMI (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia). Mereka bahkan ambil bagian dalam ajang FORKOT KORMI Kota Semarang 2025 di halaman Balaikota Semarang beberapa waktu lalu.
“KORMI itu tujuannya memasyarakatkan olahraga untuk menuju Indonesia bugar 2045. Kami bangga bisa jadi bagian dari misi besar itu lewat komunitas Street Mini 4WD,” kata Ardhi.
Selain menyenangkan, olahraga ini juga menyehatkan dan edukatif.
“Banyak anak-anak bisa istirahat dari gadget, belajar teknik, dan melatih motorik. Lari sambil mengendalikan mobil itu butuh konsentrasi tinggi,” jelas Ardhi.
PKPI Semarang juga tak sekadar bermain. Mereka aktif mengikuti kompetisi regional dan nasional. Prestasi seperti juara di Jogja dan Kudus sudah berhasil mereka raih.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.