Berita Purbalingga

Remaja di Purbalingga Bawa Balok Kayu dan Softgun hendak Tawuran, tapi Endingnya Malah Menangis

Mereka diamankan polisi dan warga di pertigaan komplek Pasar Kejobong, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga

Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: Rustam Aji
dok. Polres Purbalingga 
BERSIMPUH -Para remaja yang hendak tawuran diamankan di kantor Polres Purbalingga. Sebelum dipulangkan, mereka diminta minta maaf ke orangtua masing-masing di Aula Wicaksana Laghawa Mapolres Purbalingga, Senin (19/5/2025).  

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Sebanyak 12 orang remaja diamankan ke Polres Purbalingga, Senin (19/5/2025) malam. 

Diduga, mereka hendak melakukan tawuran di wilayah Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga

Para remaja tersebut bertingkah mencurigakan, berkeliling menggunakan motor membawa balok kayu, softgun, dan busur. 

Warga yang melihat gelagat tidak baik dari para remaja tersebut, bersama anggota polisi Polres Purbalingga, kemudian menangkap mereka.

Mereka ditemui sedang berkeliling menggunakan sepeda motor dengan membawa balok kayu. 

Mereka diamankan polisi dan warga di pertigaan komplek Pasar Kejobong, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, sekira pukul 03.00 WIB, Senin (19/5/2025).

Baca juga: Hendak Tawuran, Remaja di Kejobong Purbalingga Diamankan Polisi, Bersimpuh Minta Maaf ke Orangtua

Kasat Reskrim Polres Purbalingga, AKP Siswanto mengatakan, diketahui para remaja tersebut berasal dari Kecamatan Kaligondang, Kecamatan Karangmoncol, Kecamatan Rembang, dan Kabupaten Purbalingga. 

"Mereka masih di bawah umur, sekitar usia 14 hingga 16 tahun dan statusnya merupakan seorang pelajar. Para remaja tersebut hendak tawuran karena saling tantang melalui DM akun Instagram dengan kelompok lain," jelasnya. 

Menurut AKP siswanto, mereka janjian tawuran di Desa Gumiwang, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga.

"Namun belum sampai terjadi tawuran, warga dan Polsek Kejobong lebih dulu menggagalkannya," jelasnya. 

Usai diamankan, mereka dilakukan langkah pembinaan.

Mereka kemudian diserahkan kembali kepada orang tua dan diketahui oleh perangkat desa masing-masing. 

Sebelum diserahkan, para remaja tersebut diharuskan untuk meminta maaf secara langsung dengan bersimpuh di depan orang tua masing-masing. 

Di situlah, tingkah garang mereka mendadak jadi tangisan di depan orangtuanya.

Baca juga: Jadwal Libur Sekolah Tahun 2025 di Seluruh Provinsi di Indonesia, Rata-rata Sampai 3 Minggu

Mereka menangis bersimpuh minta maaf kepada orangtua masing-masing.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved