Berita Banjarnegara
Misteri Hilangnya Ratusan Candi Dieng Terpecahkan, Puing-puingnya untuk Nisan dan Membangun Makam
Penemuan batu-batu candi yang dimanfaatkan untuk makam oleh warga Dieng sedikit menjawab teka-teki hilangnya candi-candi di Dieng.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA- Ada yang beda dengan nuansa pemakaman di wilayah dataran tinggi Dieng. Umumnya makam berisi bangunan atau nisan baru. Namun beda dengan sejumlah makam di Dieng yang justru memanfaatkan batuan purba, bahkan terindikasi batuan bekas candi Hindu atau Budha.
Temuan makam yang dibangun dengan struktur batuan candi di Dieng bukan hal baru sebenarnya. Warga pun tak kaget dengan penemuan itu. Ini lantaran Dieng sejak zaman dahulu dikenal sebagai komplek percandian.
Candi-candi peninggalan Hindu yang masih utuh masih bisa disaksikan di kompel Candi Arjuna yang kini menjelma menjadi tempat wisata.
Di luar itu, diperkirakan masih banyak candi yang hilang atau musnah. Penemuan batu-batu candi yang dimanfaatkan untuk makam oleh warga Dieng sedikit menjawab teka-teki hilangnya candi-candi di Dieng.
Aryadi Darwanto, peneliti sejarah dari Banjarnegara menemukan 6 batu diduga bagian kemuncak candi di komplek makam Dieng.
“Bentuk kemuncak ini hampir sama dengan kemuncak candi Setyaki Dieng,”katanya
Baca juga: Elang Langka Penghuni Hutan Sisik Naga Mati Tertembak, Picu Amarah Warga Purbalingga
Istilah kemuncak sendiri merujuk pada bagian puncak atap candi.
Pada candi Hindu kemuncak disebut Ratna, sedangkan pada Candi Budha disebut stupa.
Pada temuan lain, ia juga menemukan batu berukir yang dimungkinkan bagian dari kaki dan dinding candi. Ia juga menemukan batu berbentuk setengah lingkaran yang dimungkinkan penutup pagar keliling. Batu semacam ini juga banyak dijumpai di situs Dharmasala Dieng.
Balok-balok batu dengan ukuran bervariasi tersebar di area makam. Dengan banyaknya temuan batu candi ini, ia meyakini area pemakaman umum Dieng merupakan struktur candi.
Hampir semua pemakaman umum di Dieng berisi batu-batu candi, yakni di Desa Siterus, Desa Sikunang, Desa Dieng Wetan, Desa Dieng Kulon, Desa Dieng Kulon dan Desa Bakal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.