Hikmah Ramadan oleh Menteri Agama
Merawat Kemabruran Puasa: Dari Ta'abbud ke Isti'anah, Berharap Meraih Tanazul
Kesejatian ta'abbud dapat diukur melalui tingkat keiklasan dan kekhusyukan ta'abbud itu sendiri.
Dalam melaksanakan ta'abbud, manusia harus memperhatikan beberapa hal. Salahsatu di antaranya ialah keikhlasan.
Sebab ta'abbud tidak bisa mencapai puncak jika dipadati dengan riya, dosa, dan egoisme. Isti'anah adalah akibat yang diperoleh melalui usaha ta'abbud yang sejati.
Kesejatian ta'abbud dapat diukur melalui tingkat keiklasan dan kekhusyukan ta'abbud itu sendiri.
Ta'abbud terkait dengan interaksi positif antara 'abid, Ma'bud, dan 'ibadah. 'Abid ialah orang yang bersungguh-sungguh bermaksud mendekatkan diri kepada Allah Swt, Ma'bud tidak lain ialah Allah Swt., dan 'ibadah ialah tata cara yang mengatur hubungan interaktif antara manusia sebagai 'abid dan Tuhan sebagai al-Ma'bud.
Ketentuan yang menjadi rambu-rambu antara 'abid dan ma'bud itulah 'ibadah.
Dengan demikian, ta'abbud-isti'anah seperti kata majumk yang tak bisa dipasahkan satu sama lain.
Pada saat yang bersamaan, antara 'abid, Ma'bud, dan'ibadah juga tidak bisa dipisahkan. Tidak ada 'abid tanpa Ma'bud dan tidak adaarti 'abid tanpa 'ibadah.
Demikian pula dengan ta'abbud dan isti'anah, selalu berhubungan dengan ‘abid dan Ma'bud. Wallahu A'lam. (*/26/Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.