Berita Jateng

Perundungan di Lingkungan Pendidikan di Jateng Naik 100 Persen, 85 Kasus Terjadi di Pondok Pesantren

Perundungan atau Bullying di Lingkungan Pendidikan di Jawa Tengah naik 100 persen pada 2024. Sebanyak 85 kasus terjadi di lingkungan pondok pesantren.

Editor: rika irawati
PEXELS/MIKHAIL NILOV
ILUSTRASI PERUNDUNGAN - Perundungan atau Bullying di Lingkungan Pendidikan di Jawa Tengah naik 100 persen pada 2024. Sebanyak 85 kasus terjadi di lingkungan pondok pesantren. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Selama 2021 hingga Maret 2025, Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah mencatat ada 85 kasus perundungan atau bullying di lingkungan pesantren di wilayah tersebut.

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin mendorong peningkatan edukasi dan penerapan sistem pelaporan aman sebagai solusi menekan angka tersebut.

Hal ini disampaikan Nawal dalam diskusi Ngopi Penak seri Ramadan Ramah Anak, bertajuk "Pesantren Anti Bullying dan Kekerasan Seksual", yang diselenggarakan secara daring pada Selasa (25/3/2025). 

Baca juga: Dipicu Kasus Perundungan di PPDS Undip, Kemenkes Siapkan Skrining Mental Gratis bagi Warga

Nawal mengatakan, berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indoensia (JPPI), pada 2024, kasus kekerasan di lembaga pendidikan, termasuk madrasah dan pesantren, naik 100 persen.

"Solusinya adalah dengan memberikan edukasi, serta membentuk sistem pelaporan yang aman dan menjaga privasi, yang penuh dengan empati," ujar Nawal lewat keterangan tertulisnya.

Menurut Nawal, terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya kekerasan, baik fisik maupun verbal, di pesantren. 

Satu di antaranya, kurangnya pengetahuan mengenai perundungan serta rendahnya penegakan disiplin di lingkungan pesantren. 

Lewat edukasi yang lebih baik dan penegakan disiplin yang beriringan, Nawal berharap angka perundungan di lingkungan pesantren dapat ditekan. 

Pesantren Ramah Anak

Nawal mengatakan, program Pesantren Ramah Anak yang dia gagas bersama Unicef dinilai dapat menekan angka perundungan.

Program yang menerapkan anti-bullying ini diterapkan di dua pesantren di Rembang, yakni Ponpes Al Anwar IV dan Ponpes Alhamdulillah.

"Kerja sama dengan pihak kesehatan seperti Puskesmas, dan jika dibutuhkan, kami bekerja sama dengan LBH dan psikolog."

"Selain itu, penting untuk menghindari adanya relasi kuasa senior-junior. Kakak senior seharusnya bisa menjadi teman konselor sebaya," jelas Nawal. 

Baca juga: Marak Bullying dan Kekerasan di Ponpes, Taj Yasin Ajak Banyak Pihak Wujudkan Pesantren Ramah Anak

Nawal pun mengajak pengurus pesantren terus belajar dalam menciptakan budaya anti-kekerasan dan memberikan afirmasi positif kepada santri. 

Pendampingan Psikologis

Sementara, Kepala Dinas Perempuan dan Anak Jawa Tengah, Retno Sudewi, menyampaikan kesiapannya dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus perundungan. 

"Melalui UPTD yang kami miliki bersama Unicef, kami telah melakukan pembinaan dan edukasi, serta pendampingan psikologis apabila ada korban," ujar Retno. 

Ia berharap, diskusi ini dapat meningkatkan kepedulian terhadap tindakan perundungan di seluruh satuan pendidikan. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada 85 Kasus Bullying di Pesantren Jawa Tengah".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved