Berita Jateng

Kena Musibah Masih di-PHP, Korban Banjir Grobogan Tagih Janji Bantuan Rp 25 Juta ke Kemensos

Janji tersebut diberikan kepada korban banjir yang rumahnya hilang akibat bencana banjir yang melanda Baturagung dua bulan lalu.

Penulis: Fachri Sakti N | Editor: khoirul muzaki
Fachri Sakti/Tribun Jateng
KORBAN BANJIR GROBOGAN: Warga korban banjir di Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, telah lama menunggu realisasi janji bantuan senilai Rp 25 juta yang sebelumnya dijanjikan oleh Kementerian Sosial. Janji tersebut diberikan kepada korban banjir yang rumahnya hilang akibat bencana banjir yang melanda Baturagung dua bulan lalu. 

Dampak paling terasa dari banjir keenam ini adalah kerugian yang dialami oleh para petani.

Sawah yang sebelumnya subur kini tertimbun pasir dan lumpur yang terbawa oleh aliran banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang.

Ada kisaran 25 hektare sawah di Dusun Mintreng berubah menjadi lahan yang mirip dengan padang pasir dan lumpur.

Material banjir yang terbawa arus mengubur tanah sawah, membuatnya tidak dapat dipergunakan untuk menanam padi atau tanaman lainnya.

Menurut Sudharmanto, perwakilan warga sekaligus Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Baturagung, kerugian petani yang kehilangan sawahnya mencapai miliaran rupiah.

"Ada puluhan hektare, sekitar 25 hektare yang tertimbun, kerugiannya besar itu bisa mencapai milyaran rupiah kalau diakumulasi nilai panen," kata Sudharmanto saat ditemui Tribun Jateng, Jumat (21/3/2025).

Sudharmanto menambahkan, sawah-sawah tersebut harus dipulihkan agar bisa kembali digunakan untuk pertanian.

Oleh sebab itu, Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk membantu memulihkan sawah petani di desanya.

"Kondisi saat ini dengan dampak yang begitu besar dan timbunan tanah yang begitu tebal, butuh uluran tangan dari pemerintah untuk mengembalikan fungsi tanah tersebut menjadi sawah kembali," ujarnya.

Sudharmanto menyebut saat ini petani kebingungan karena tak bisa menanami sawahnya.

"Saat ini tidak bisa menanam untuk musim tanam kali ini sampai sawahnya dipulihkan," kata Sudharmanto.

Ia juga khawatir warga kehilangan sumber penghasilan lantaran mayoritas warganya menggantungkan hidup dari hasil pertanian.

Baca juga: Tips Mudik Via Pantura Semarang Pantau Kondisi Cuaca, Banjir Rob Hantui Pemudik

"Pengangguran karena rata-rata masyarakat Dusun Mintreng 90 persen adalah bertani dan menjadi mata pencaharian utama warga kami," imbuhnya.

Sudharmanto mengatakan warga saat ini hanya bisa pasrah sembari mengadu kepada pemerintah desa agar segera mendapat perhatian.

"Belum ada upaya dari warga, hanya menanyakan ke Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemdes, mengadukan nasib sawah mereka," tutur Sudharmanto.

"Dari Pemdes sendiri akan berkoordinasi dengan pihak terkait, karena sawahnya tidak akan bisa pulih dengan baik ketika tidak ada campur tangan langsung dari pemerintah pusat daerah dan provinsi," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved