Berita Jateng
Pencari Bekicot Korban Salah Tangkap di Grobogan Ingin Nama Baiknya Dipulihkan
Kusyanto sempat mengalami kekerasan saat dipaksa mengaku sebagai pencuri, meski tak ada barang bukti
Penulis: Fachri Sakti N | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, GROBOGAN - Kusyanto (38), seorang pencari bekicot asal Desa Dimoro, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, menjadi korban salah tangkap yang dilakukan oleh Aipda IR bersama sejumlah warga.
Kusyanto yang pada malam itu tengah mencari bekicot dituding mencuri mesin pompa air hingga onderdil mesin diesel, Minggu (2/3/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.
Kusyanto sempat mengalami kekerasan saat dipaksa mengaku sebagai pencuri, meski tak ada barang bukti yang menguatkan tuduhan tersebut.
Kasus ini sempat viral dan menghebohkan media sosial. Banyak yang menayangkan aksi kekerasan yang dilakukan kepolisian saat menginterogasi Kusyanto.
Saat ditemui Tribun Jateng di kediaman Kusyanto mengaku pihak kepolisian sudah datang untuk meminta maaf.
"Kapolres sudah datang ke sini mengklarifikasi, intinya ada itikad baik," ujar Kusyanto kepada Tribun Jateng.
Meski menerima permintaan maaf, Kusyanto mengaku mengalami kerugian, baik secara materiil maupun immateriil.
Selain itu, ia juga menanggung biaya pengobatan akibat kekerasan yang dialaminya, serta kehilangan alat-alat yang biasa ia gunakan untuk mencari bekicot.
"Kerugian biaya pengobatan dan nama baik karena penuduhan tersebut," kata Kusyanto.
"Alat-alat saya (untuk mencari bekicot), ada kekerasan dan (pengrusakan) motor itu," imbuhnya.
Kusyanto membenarkan saat dirinya ditangkap tidak ada barang bukti barang curian seperti yang dituduhkan.
"Tidak ada (barang bukti)," ujarnya.
Kronologi
Diketahui sebelumnya, Kusyanto adalah korban salah tangkap dan aksi main hakim sendiri oleh anggota polisi.
Kusyanto sebelumnya ditangkap tanpa surat resmi. Dia asal diciduk oleh lima orang yang salah satunya adalah polisi berinisial Aipda IR.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.