Konflik Hamas vs Israel
Israel Panggil Pasukan Cadangan, Bersiap Kembali Serang Gaza? Hamas Tidak Bergeming soal Sandera
Saat ini, Israel telah memanggil pasukan cadangan untuk bersiap menghadapi kemungkinan meletusnya kembali perang di Gaza.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Israel tampaknya kembali menabuh genderang perang dengan Hamas.
Pasalnya, saat ini, Israel telah memanggil pasukan cadangan untuk bersiap menghadapi kemungkinan meletusnya kembali perang di Gaza.
Israel pun mengancam jika Hamas gagal memenuhi tenggat waktu pada Sabtu (15/2/2025) besok tidak membebaskan lebih banyak sandera, maka gencatan senjata akan dibatalkan.
Ancaman itu muncul setelah Hamas mengatakan menangguhkan pembebasan sandera, karena menganggap Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Karena itu, gencatan senjata yang saat ini masih berlangsung antara Hamas dengan Israel di Gaza, di ambang kehancuran.
Hal ini diperparah dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang menyebut akan membuat "neraka di Gaza" jika Hamas tidak membebaskan semua sandera pada Sabtu besok.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan gencatan senjata itu dimaksudkan untuk segera membebaskan para sandera yang ditawan dalam kondisi yang sulit di Gaza.
"Jika Hamas menghentikan pembebasan sandera, maka tidak ada gencatan senjata dan yang ada adalah perang," katanya, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Efisiensi Anggaran, Kepala Daerah Dilarang Angkat Stafsus dan Tenaga Ahli
Katz menambahkan, "perang Gaza yang baru" akan memiliki intensitas yang sama sekali berbeda dan "memungkinkan terwujudnya visi Trump untuk Gaza".
"Hamas tidak akan menerima bahasa ancaman Amerika dan Israel," kata juru bicara Hamas Hazaem Qassem, dalam sebuah pernyataan.
"Kontak sedang dilakukan dengan negara-negara mediator untuk menyelesaikan pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata," lanjutnya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pada Selasa, Israel akan melanjutkan "pertempuran sengit" jika Hamas tidak memenuhi tenggat waktu, tetapi tidak mengatakan berapa banyak sandera yang harus dibebaskan.
Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk mengumpulkan pasukan di dan sekitar Gaza.
Militer pun mengumumkan akan mengerahkan pasukan tambahan ke selatan Israel, dekat Gaza, termasuk memobilisasi pasukan cadangan.
Kebuntuan ini mengancam akan memicu kembali konflik yang telah menghancurkan Jalur Gaza, menyebabkan sebagian besar penduduknya mengungsi, mengakibatkan kekurangan makanan dan air bersih, dan mendorong Timur Tengah ke ambang perang regional yang lebih luas.
Warga Gaza menyatakan khawatir, gencatan senjata mungkin akan berakhir dan mendesak para pemimpin Hamas dan Israel untuk menyepakati perpanjangan.
"Kami hampir tidak percaya bahwa gencatan senjata akan terjadi dan bahwa solusi sedang dalam perjalanan, Insya Allah," kata Lotfy Abu Taha, seorang warga Rafah di Gaza selatan.
Sayap bersenjata sekutu Hamas, Jihad Islam, yang juga menyandera warga Israel, memperingatkan, nasib mereka terkait dengan tindakan Netanyahu.
Baca juga: Akan Diputus Hari Ini, Kubu Hasto Kristiyanto dan KPK Sama-Sama Yakin Menang Sidang Praperadilan
"Satu-satunya cara untuk membebaskan sandera dan mengembalikan stabilitas adalah melalui kesepakatan pertukaran (sandera-tahanan)," kata juru bicaranya di Telegram.
Houthi Siap Bantu Hamas
Di sisi lain, kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran, siap melancarkan serangan terhadap Israel jika negara itu melanjutkan serangan terhadap Gaza.
"Kami siap untuk segera meningkatkan serangan terhadap musuh Israel jika mereka kembali meningkatkan serangan di Jalur Gaza," kata pemimpin Houthi, Abdulmalik al-Houthi, dikutip dari Al Arabiya.
Kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal Israel dan kapal-kapal lainnya di Laut Merah, mengganggu jalur pelayaran global, dalam apa yang mereka katakan sebagai tindakan solidaritas dengan warga Palestina di Gaza selama perang Israel dengan Hamas.
Kesepakatan gencatan senjata Gaza tampak rapuh setelah Hamas mengatakan akan berhenti membebaskan sandera Israel atas apa yang disebut kelompok militan Palestina sebagai pelanggaran Israel terhadap perjanjian tersebut.
Sebagai tanggapan, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menginstruksikan militer untuk berada pada tingkat kesiapan tertinggi di Gaza dan untuk pertahanan dalam negeri.
Houthi, bagian dari aliansi regional anti-Israel dan anti-Barat Iran yang dikenal sebagai Poros Perlawanan, juga telah meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel, ratusan kilometer ke utara. (tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Israel Panggil Pasukan Cadangan, Gencatan Senjata di Gaza Terancam Hancur, Perang Meletus Lagi?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.