Konflik Hamas vs Israel

Pascakematian Yahya Sinwar, Hamas Bersumpah Tak Mau Bebaskan Sandera sampai Perang di Gaza Berakhir

Khalil al-Haya (Kepala Hamas di Gaza) mengatakan bahwa Hamas bersumpah tidak akan membebaskan sandera sampai Israel mengakhiri perang di Gaza

Editor: Rustam Aji
AFP/Menahem KAHANA
BAWA SANDERA PERANG - Tentara Israel memindahkan warga Palestina yang ditahan keluar dari Jalur Gaza, Selasa (21/11/2023), di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, GAZA - Tewasnya pemimpin baru Hamas, Yahya Sinwar, ternyata tak meredakan perlawanan Hamas terhadap Israel.

Sebaliknya, justru dalam sebuah pernyataan video, pada Jumat (18/10/2024) Khalil al-Haya (Kepala Hamas di Gaza) mengatakan bahwa Hamas bersumpah tidak akan membebaskan sandera sampai Israel mengakhiri perang di Gaza. 

Tak hanya itu, Hamas juga ingin agar tentara Israel menarik diri dari Jalur Gaza dan membebaskan warga Palestina yang dipenjara.

Baca juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Dikabarkan Tewas, Berikut Ini Faktanya

"Para sandera tidak akan kembali kecuali agresi terhadap rakyat kami di Gaza dihentikan," terang Khalil yang kini berkantor di Qatar tersebut.

"Kami berduka atas pemimpin besar, saudara yang syahid, Yahya Sinwar, Abu Ibrahim," imbuh dia.

Konfirmasi Hamas atas kematian Yahya Sinwar, dalang serangan paling mematikan dalam sejarah Israel, muncul sehari setelah Israel memberikan pukulan telak kepada kelompok itu dengan pengumuman kematiannya.

Menghemat Biaya Kesehatan Artikel Kompas.id Hamas memicu perang selama setahun di Gaza dengan melancarkan serangan paling mematikan yang pernah ada di Israel pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian 1.206 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka-angka resmi Israel. 

Baca juga: Hamas Tak Gentar meski Pimpinan Yahya Sinwar Tewas dalam Serangan Israel ke Gaza

Selama serangan itu, Hamas menyandera 251 orang dan kembali ke Gaza. Sembilan puluh tujuh orang masih berada di sana, termasuk 34 orang yang menurut pejabat Israel telah tewas.

Kepala Hamas di Gaza pada saat serangan itu, Yahya Sinwar menjadi pemimpin keseluruhan kelompok Hamas setelah pembunuhan kepala politiknya, Ismail Haniyeh, pada Juli 2024.

Di Gaza, ada sedikit harapan bahwa pembunuhan Yahya Sinwar akan mengakhiri perang. 

 "Kami selalu berpikir bahwa saat momen ini tiba, perang akan berakhir dan kehidupan kami akan kembali normal," kata Jemaa Abou Mendi (21), warga Gaza kepada AFP.

"Namun sayangnya, kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Perang belum berhenti, dan pembunuhan terus berlanjut," ungkap dia.

Salah satunya ialah Israel melancarkan serangan udara di Gaza pada Jumat, dengan beberapa serangan pada malam hari dan dini hari menghantam wilayah tersebut.

Menurut badan pertahanan sipil Gaza, tim penyelamat menemukan jenazah tiga anak Palestina dari reruntuhan rumah mereka di utara wilayah tersebut setelah dihantam pada dini hari.

Sedangkan Militer Israel mengatakan pihaknya tengah melancarkan operasinya di Jabalia, salah satu fokus pertempuran dalam beberapa minggu terakhir, dan tempat serangan pada Kamis menewaskan sedikitnya 14 orang. (kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hamas Bersumpah Tak Akan Bebaskan Sandera sampai Perang di Gaza Berakhir"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved