Konflik Hamas vs Israel

Israel Panggil Pasukan Cadangan, Bersiap Kembali Serang Gaza? Hamas Tidak Bergeming soal Sandera

Saat ini, Israel telah memanggil pasukan cadangan untuk bersiap menghadapi kemungkinan meletusnya kembali perang di Gaza.

Editor: Rustam Aji
khaberni/tangkap layar via tribunnews
SIAP SERANG GAZA - Foto file yang diambil dari Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan tank-tank pasukan Israel bersiap memasuki Gaza pada Oktober 2023 setelah Operasi Banjir Al-Aqsa terjadi. Israel bersiap memasuki Gaza lagi pada pertengahan Februari 2025 seiring mandeknya negosiasi gencatan senjata dengan Hamas. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Israel tampaknya kembali menabuh genderang perang dengan Hamas

Pasalnya, saat ini, Israel telah memanggil pasukan cadangan untuk bersiap menghadapi kemungkinan meletusnya kembali perang di Gaza.

Israel pun mengancam jika Hamas gagal memenuhi tenggat waktu pada Sabtu (15/2/2025) besok tidak membebaskan lebih banyak sandera, maka gencatan senjata akan dibatalkan.

Ancaman itu muncul setelah Hamas mengatakan menangguhkan pembebasan sandera, karena menganggap Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Karena itu, gencatan senjata yang saat ini masih berlangsung antara Hamas dengan Israel di Gaza, di ambang kehancuran.

Hal ini diperparah dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang menyebut akan membuat "neraka di Gaza" jika Hamas tidak membebaskan semua sandera pada Sabtu besok.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan gencatan senjata itu dimaksudkan untuk segera membebaskan para sandera yang ditawan dalam kondisi yang sulit di Gaza.

"Jika Hamas menghentikan pembebasan sandera, maka tidak ada gencatan senjata dan yang ada adalah perang," katanya, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Efisiensi Anggaran, Kepala Daerah Dilarang Angkat Stafsus dan Tenaga Ahli

Katz menambahkan, "perang Gaza yang baru" akan memiliki intensitas yang sama sekali berbeda dan "memungkinkan terwujudnya visi Trump untuk Gaza".

"Hamas tidak akan menerima bahasa ancaman Amerika dan Israel," kata juru bicara Hamas Hazaem Qassem, dalam sebuah pernyataan.

"Kontak sedang dilakukan dengan negara-negara mediator untuk menyelesaikan pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata," lanjutnya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pada Selasa, Israel akan melanjutkan "pertempuran sengit" jika Hamas tidak memenuhi tenggat waktu, tetapi tidak mengatakan berapa banyak sandera yang harus dibebaskan.

Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk mengumpulkan pasukan di dan sekitar Gaza.

Militer pun mengumumkan akan mengerahkan pasukan tambahan ke selatan Israel, dekat Gaza, termasuk memobilisasi pasukan cadangan.

Kebuntuan ini mengancam akan memicu kembali konflik yang telah menghancurkan Jalur Gaza, menyebabkan sebagian besar penduduknya mengungsi, mengakibatkan kekurangan makanan dan air bersih, dan mendorong Timur Tengah ke ambang perang regional yang lebih luas.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved