Banjir Grobogan

Perjalanan Kereta Jalur Grobogan Belum Pulih Imbas Banjir, KAI Daop 4 Semarang Kebut Perbaikan Rel

Perjalanan kereta api di jalur Grobogan belum pulih imbas banjir yang terjadi pada Selasa (21/1/2025). Berikut upaya yang dilakukan Daop 4 Semarang.

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK HUMAS KAI DAOP 4 SEMARANG
Petugas memperbaiki jalur rel kereta api yang terdampak banjir di Km 32+5/7 antara Stasiun Gubug - Stasiun Karangjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Hingga Kamis (23/1/2025) pagi, perjalanan kereta api di jalur tersebut belum pulih. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, GROBOGAN - Hingga Kamis (23/1/2025) pagi, perjalanan kereta api di jalur Grobogan, Jawa Tengah, belum pulih akibat banjir yang terjadi Selasa (21/1/2025).

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang terus melakukan penanganan dalam mengatasi dampak luapan air pada Km 32+5/7 antara Stasiun Gubug - Stasiun Karangjati di Kabupaten Grobogan.

Manager Humas Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo menyampaikan, sejumlah upaya dilakukan untuk menangani kondisi tersebut.

"Kami terus melakukan berbagai langkah optimal untuk memperbaiki kondisi jalur. Penanganan ini bertujuan agar jalur dapat segera normal dan dapat dilalui oleh kereta api kembali," katanya lewat keterangan tertulis, Kamis.

Baca juga: Ngeri Dampak Banjir di Grobogan, Rel Kereta Api Ambles Sampai 3 Meter hingga Rute Dialihkan

Franoto mengatakan, beberapa langkah penanganan yang dilakukan KAI Daop 4 Semarang meliputi:

1. Perbaikan dan penguatan konstruksi tubuh badan jalan rel.

Dalam hal ini, kata Franoto, tim teknis melakukan perbaikan dan penguatan struktur badan jalan rel untuk memastikan stabilitas jalur. Proses ini melibatkan perbaikan tanah dasar dan penambahan material konstruksi agar jalur dapat menahan beban kereta dengan aman.

2. Pemasangan perancah besi.

Untuk menstabilkan area terdampak, perancah besi dipasang sebagai penopang sementara guna mencegah pergeseran atau penurunan jalur rel selama proses perbaikan berlangsung.

3. Pengeceran batu kricak.

Dalam tahapan ini, batu kricak atau ballast yang berfungsi sebagai penyangga rel dihamparkan kembali pada area yang terdampak. Menurut Franoto, hal ini dilakukan untuk memastikan kekuatan dan kestabilan rel setelah terkena luapan air.

4. Pemasangan trucuk menggunakan besi rel.

Franoto mengatakan, trucuk atau tiang pancang dari material besi rel dipasang untuk memperkuat area sisi jalan rel yang terdampak erosi akibat luapan air sehingga mencegah potensi kerusakan lebih lanjut.

5. Penambahan sirtu atau pasir dan batu.

Penambahan material sirtu dilakukan pada jalur yang mengalami penurunan atau pengikisan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved