Berita Nasional

Kemunculan KH Imaduddin Gairahkan Santri di Banjarnegara untuk Mengkaji Kitab

sosok KH Imaduddin menurut dia memberikan dampak positif bagi umat Islam, yakni menggairahkan para santri untuk lebih serius mengkaji kitab-kitab.

Editor: khoirul muzaki
Istimewa
KH Imaduddin Utsman al-Bantani 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA- Ulama muda asal Banten KH Imaduddin Utsman Al-Bantani mengisi pengajian di Pondok Pesantren Assobur Desa Lemah Jaya Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara, Sabtu 11 Januari 2025.

KH Imaduddin populer berkat tesis ilmiahnya tentang nasab klan Baalwi atau habib yang disebutnya terputus alias tidak tersambung kepada nasab Nabi Muhammad SAW. 


Ia menyimpulkannya berdasarkan kajian ilmiah dari berbagai disiplin keilmuan, baik ilmu nasab, sejarah, filologi hingga hasil tes DNA para habib yang menyimpang. 


Meski pendapatnya menuai pro kontra, KH Imaduddin nyatanya berhasil menarik simpati umat Islam hingga kerap diundang untuk mengisi ceramah di berbagai daerah. 

Baca juga: Update Posisi PSIS di Klasemen Liga 1 Usai Kalah dari Persita, Kerja Keras di 16 Sisa Pertandingan


Terbaru, KH Imaduddin diminta mengisi ceramah di Ponpes Assobur Desa Lemah Jaya Banjarnegara. 


Salah satu panitia Yanto mengatakan, pihaknya sengaja mengundang KH Imaduddin untuk mengambil barokah dari sosok yang diakuinya sebagai salah satu ulama top di Indonesia. 


Ia bahkan menganggap pengasuh Ponpes Nahdlatul Ulum Banten itu sebagai pahlawan. 


Melalui kajian ilmiahnya, KH Imaduddin telah mencerahkan umat Islam di Indonesia, termasuk yang selama ini meyakini para habib adalah keturunan Nabi SAW. 


KH Imaduddin memberikan perspektif baru tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya. 


"Walau kyai Imad meneliti habib tapi tidak membenci. Beliau cuma meluruskan," katanya


Di lain sisi kemunculan sosok KH Imaduddin menurut dia memberikan dampak positif bagi umat Islam, yakni menggairahkan para santri untuk lebih serius mengkaji kitab-kitab. 


Khususnya kitab-kitab yang selama ini jarang tersentuh oleh kalangan santri, misal tentang sejarah dan nasab. 


"Dari pesantren sendiri menggalakkan untuk mengkaji kitab-kitab, " katanya

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved