Berita Jateng

Keluarga Korban Penembakan Polisi Temukan Kejanggalan dalam RDP Polrestabes Semarang dengan DPR

Keluarga siswa korban tembak mati yang dilakukan polisi Semarang mengungkap kejanggalan pernyataan Kapolrestabes Semarang.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IWAN ARIFIANTO
Subambang (tengah), juru bicara keluarga almarhum GRO atau Gamma, siswa SMK di Semarang yang tewas ditembak polisi, memberi keterangan kepada wartawan ditemani paman GRO, Agung (kanan), dan ayah GRO, Andi Prabowo (kiri), di Gajahmungkur, Kota Semarang, Selasa (3/12/2024). Mereka mengungkapkan rasa kecewa selepas melihat RDP Komisi III DPR dengan Polda Jateng dan Polrestabes Semarang soal kasus polisi tembak siswa SMK di gedung DPR RI. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Keluarga GRO (17), siswa SMK Negeri 4 Semarang yang tewas ditembak polisi, mengungkap kejanggalan pernyataan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar soal kejadian penembakan, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, Selasa (3/12/2024).

Keluarga GRO memang tak hadir langsung dalam pertemuan itu namun mereka mengikuti siaran langsung pertemuan yang ditayangkan di Youtube DPR RI.

Satu di antara kejanggalan yang diungkap keluarga adalah pernyataan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar yang menyebut GRO menaiki motor Vario merah ketika kejadian penembakan yang dilakukan Aipda Robig Zaenudin di depan Alfamart Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024).

"Nah, Ini posisi almarhum di motor merah (Vario) pada saat menyalip orang yang dikejar, " kata Irwan saat menjelaskan aksi saling kejar antar kelompok korban dengan lawannya, dinukil dari akun Youtube DPR RI.

Irwan menyebut, dalam adegan ini merupakan momen berpapasannya antara korban dengan anggota Aipda Robig Zaenudin.

Ujung dari pertemuan ini, Aipda Robig menembak GRO (17), SA (16), dan AD (17) dengan empat butir peluru. 

Menanggapi hal itu, juru bicara keluarga GRO, Subambang mengatakan, korban tidak memiliki motor Vario warna merah. 

"Korban mengendarai motor Vario hitam, bukan Vario merah," katanya kepada wartawan di Gajahmungkur, Kota Semarang, Selasa (3/12/2024). 

Baca juga: Sakit Hati Ayah Siswa Ditembak Polisi di Semarang: Cari Anak Semalam Suntuk Malah Dapat Kabar Duka

Subambang juga menyodorkan kejanggalan lain, yakni korban dituding menyerang polisi.

Dalam rekaman CCTV yang diperoleh, korban sama sekali tak menyerang, malah sebaliknya, diadang di tengah jalan oleh polisi lalu ditembak empat kali.

"Kapolres dalam konpers pertama itu menyebut polisi diserang, setelah lihat video, ternyata faktanya ini dibolak-balik. Jadi, ini yang kami sayangkan."

"Seharusnya, dari awal, perlu dipastikan dulu agar tidak menimbulkan stigma ke korban," iimbuh Subambang. 

Sesudah mengetahui korban tidak menyerang, keluarga mempertanyakan alasan pelaku melakukan penembakan.

"Kenapa langsung nembak kepada sasaran yang mematikan, harusnya peringatan dulu," katanya.

Disinggung isu gangster atau tawuran hanyalah rekayasa polisi untuk menutupi kasus penembakan oleh Aipda Robig, keluarga tidak menampik adanya kemungkinan tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved