Berita Jateng

Sepatu Impor China Banjiri Kios Pasar Pagi Tegal, Modelnya Banyak Harga Lebih Murah Kok Bisa?

Yongki mengatakan, masyarakat lebih banyak mencari sepatu dan sandal produk China karena melihat model dan merek. 

Fajar Baharuddin Achmad/Tribun Jateng
Warga sedang melihat-lihat sepatu di kios sepatu sandal di Pasar Pagi Kota Tegal, Minggu (21/7/2024). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL- Keberadaan barang-barang impor asal China saat ini sangat mudah di temui di pusat perbelanjaan, termasuk di kios pedagang kecil. 


Di Kota Tegal, produk China banyak dijual di kios-kios Pasar Pagi Kota Tegal. 


Pemilik toko sepatu, Yongki (31) mengatakan, di toko-toko sepatu dan sandal jumlah produk impor dan lokal perbandingannya sama, sekira 50 persen 


Toko miliknya pun sebanyak 50 persen adalah produk impor, baik sepatu ataupun sandal.


"Produk dari luar kebanyakan China. Kalau produk lokal itu dari wilayah Jabodetabek," katanya kepada tribunjateng.com, Minggu (21/7/2024).

Baca juga: Bakar Sampah Lalu Ditinggal, Rumah Warga Nusawungu Cilacap Terbakar


Yongki mengatakan, masyarakat lebih banyak mencari sepatu dan sandal produk China karena melihat model dan merek. 


Selain itu harganya lebih murah meskipun beda tipis.


Ia mencontohkan, sepatu lari produk lokal seharga Rp 70 ribu dan sepatu lari produk China Rp 60 ribu.


Sedangkan untuk produk lokal yang banyak dicari adalah sepatu pantofel dan sepatu santai.


"Kalau kualitas sama. Tapi produk lokal kadang ada yang jahitannya rapi, ada juga yang tidak," ujarnya. 


Tetapi berbeda dengan toko pakaian, sebanyak 80 persen yang dijual masih didominasi oleh produk lokal. 


Pemilik toko baju, Tuti Fauziah (34) mengatakan, ia memperkirakan ada sebanyak 500 pedagang pakaian di Komplek Pasar Pagi Kota Tegal. 


Dari semua pedagang, hampir 80 persen barang dagangnya adalah produk lokal, sisanya 20 persen baru produk impor. 

Baca juga: Belum Jelas Nyalon, HM Hartopo Ingin Perbaiki Bisnisnya yang Kacau Saat Ditinggal Jadi Bupati Kudus


Seperti di tokonya produk lokal semua, batik dari Pekalongan, gamis dari Bandung dan Jakarta. 


"Produk lokal lebih ke baju koko, mukenah, batik dan gamis. Sedangkan produk impor seperti kemeja, kaos dan baju tidur," katanya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved