Berita Jateng
Penipuan Modus Klik Akun Belanja Kembali Makan Korban, PNS di Semarang Tertipu Rp 1,3 Miliar
HM dalam kasus ini sampai merugi hingga Rp1,3 miliar. Sontak, HM melaporkan kasus ini ke Polrestabes Semarang pada Maret 2024.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Seorang emak-emak yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) berinisial HM (55) warga Banyumanik Kota Semarang menjadi korban penipuan online bermodus kerja paruh waktu berupa mengklik laman belanja daring Shopee.
HM dalam kasus ini sampai merugi hingga Rp1,3 miliar. Sontak, HM melaporkan kasus ini ke Polrestabes Semarang pada Maret 2024.
Polisi yang mendapatkan laporan ini sampai harus bekerja keras selama hampir 5 bulan untuk menguak siapa dalang penipuan.
Selama berbulan-bulan bekerja, polisi akhirnya dapat meringkus satu tersangka dari komplotan penipu online tersebut.
Tersangka itu yakni Muhammad Rafi Akbar (20) alias Cendong atau Bobo warga Kelurahan Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Baca juga: Rumah Petani Disatroni Pencuri di Kebumen, Kaget Sepulang dari Sawah
Di hadapan polisi, Cendong mengaku,
telah menekuni pekerjaan haram itu sejak 1 tahun 6 bulan lalu.
Dia pun sudah berposisi sebagai leader dari satu kelompoknya.
Tugasnya cukup mudah hanya mengkoordinasi teman-temannya untuk melakukan penipuan.
"Semua server penipuan online yang dijalankan kelompok kami berada di Kamboja, bos saya dari China," katanya di Mapolrestabes Semarang, Selasa (9/7/2024).
Komplotan Cendong bertugas cukup menampung para calon korban yang sudah mengklik link penipuan bermodus promosi kerja paruh waktu yang telah disebar di media sosial seperti Instagram, Facebook, Telegram dan lainnya.
Para korban diiming-imingi kerja paruh waktu dengan bonus upah menggiurkan.
Baca juga: 3 Fakta Emak-Emak Viral Naik Motor Nyeleneh di Juwana Pati, Ternyata ODGJ
Cara kerjanya juga cukup mudah yakni hanya mengklik akun toko di aplikasi Shopee yang sudah disiapkan oleh para pelaku. Akun-akun itu hanya dipilih acak dari para pelaku.
"Calon korban kami tampung di satu grup Whatsapp. Di situ nanti kami jelaskan cara kerjanya dan total keuntungan," ungkapnya.
Modus penipuan jenis ini hampir sama dengan penipuan online lainnya yakni korban dipancing untuk mentransfer sejumlah uang ke para penipu dengan dalih deposito.
Supaya korban terpancing, para pelaku memberikan keuntungan komisi dua sampai tiga kali lipat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.