Berita Jateng
Fenomena Bediding Mulai Terasa di Awal Musim Kemarau, Jadi Tanda Kemunculan Embun Es di Dieng
Fenomena bediding yang terjadi akhir-akhir ini bisa menjadi tanda bakal munculnya embun upas atau embun es di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Udara dingin di tengah musim kemarau, seperti saat ini, dapat menjadi pertanda datangnya embun upas atau embun yang membeku di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Munculnya fenomena udara dingin, beberapa hari terakhir, ini pun mulai ramai dibicarakan warganet di media sosial X atau Twitter.
Suhu dingin ini pun dirasakan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Surabaya, Jawa Timur, dan Wonogiri, Jawa Tengah.
Hal ini diketahui lewat unggahan netizen lewat @sbyfess dan akun @seputar_wngr, Selasa (7/5/2024).
Mereka mengungkapkan, suhu dingin yang mereka sebut sebagai bediding, terasa saat malam hari atau pagi hari.
"Sudah 2 (dua) malam cuaca dah mulai kerasa dingin ... Musim " Bediding"... Apakah awal musim kemarau sudah tiba ..??" tulis akun tersebut.
Lantas, apa penyebab fenomena dingin atau bediding di tengah musim kemarau?
Penjelasan BMKG
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jateng Sukasno mengatakan, munculnya fenomena dingin saat musim kemarau adalah hal yang normal.
Sukasno menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan musim kemarau terasa dingin, yakni, angin dominan dari arah timur.
Baca juga: Embun Es Muncul Lagi di Dieng Banjarnegara, Kali Ini Dianggap Langka. Ini Alasannya
Angin ini membawa massa udara dingin dan kering dari Australia ke Indonesia.
"Hal ini memengaruhi suhu udara di wilayah Jawa Tengah. Fenomena ini biasanya terjadi pada bulan Juli dan Agustus, saat bulan-bulan puncak musim kemarau," ujar Sukasno, Selasa, dikutip dari Kompas.com.
Selain angin dari arah timur, faktor lain yang menyebabkan fenomena dingin saat musim kemarau adalah kondisi langit yang cenderung cerah tanpa awan.
Kondisi seperti itu menyebabkan radiasi Matahari yang diterima Bumi lebih besar sehingga suhu udara meningkat drastis di siang hari.
"Namun, pada malam hari, tidak ada awan yang menahan panas Bumi. Akibatnya, panas Bumi dilepaskan kembali ke atmosfer dengan cepat sehingga suhu udara menjadi lebih dingin," terang Sukasno.
Dampak Fenomena Dingin di Musim Kemarau
Sukasno menambahkan, fenomena dingin ketika musim kemarau dapat menyebabkan kemunculan embun upas atau embun yang membeku di Dieng, Jawa Tengah.
"Biasanya, sering terjadi di dataran tinggi Dieng. Di sana, setiap puncak musim kemarau, ada fenomena embun upas yang terjadi," jelasnya.
Baca juga: Terkait Fenomena Mendung dan Hujan di Puncak Kemarau Akhir-akhir Ini, Begini Penjelasan BMKG
Sukasno menuturkan, fenomena embun es yang biasa terjadi di Dieng dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan pada pertengahan tahun ini.
"Terutama, yang memiliki hobi naik gunung dan ingin berwisata untuk menyaksikan embun upas secara langsung," ujarnya.
Meski begitu, terjadinya embun upas tidak selalu mendatangkan dampak yang positif.
Fenomena tersebut juga dapat membawa dampak yang merugikan di dunia pertaninan.
embun upas membuat pertumbuhan tanaman menjadi terganggu atau mati.
Sukasno mengatakan, berdasarkan perkiraan BMKG, puncak musim kemarau 2024 di Jawa Tengah berlangsung pada Juli-Agustus 2024. (Kompas.com/Yefta Christopherus Asia Sanjaya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Suhu Dingin Justru Datang Saat Kemarau? Ini Penjelasan BMKG".
Baca juga: Mantan Kepala Satpol PP Kota Semarang Ambil Formulir ke PDIP, Niat Jadi Cawawali Usung 3 Visi
Baca juga: Aktor Senior Dorman Borisman Tutup Usia, Sempat Kritis setelah Kaki Kiri Diamputasi
44 Pendamping Koperasi Merah Putih di Jateng Ikut Bimtek, Punya Tugas Dorong Profesional Berbisnis |
![]() |
---|
Lama tak Ada Kabar Sudirman Said Ambil Job Jadi Rektor di Tegal, Ngaku Punya Utang |
![]() |
---|
Area Makam Leluhur Presiden Prabowo di Banyumas Ditanami Bibit Kelapa Kopyor |
![]() |
---|
Tak Terima Anaknya Dilecehkan, Seorang Ayah Labrak Pengamen di Brebes |
![]() |
---|
Kampus Megah Baru Berdiri di Tegal, Dipimpin Langsung Mantan Menteri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.