Mudik 2024
Waspada Cuaca Ekstrem di Jateng saat Arus Mudik 4-11 April, Dampak Bibit Siklon 96S
BMKG memperingatkan terjadinya cuaca ekstrem saat periode mudik Lebaran 2024, 4-11 April, akibat kemunculan bibit siklon 96S.
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan terjadinya cuaca ekstrem saat periode mudik Lebaran 2024.
Cuaca ekstrem itu berpotensi terjadi akibat munculnya bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu (10.2oLS 121.0oBT).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, bibit siklon tropis ini diidentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari ke depan.
Hal ini memungkinkan terjadinya hujan lebat disertai kilat dan angin kencang, di antaranya di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur pada periode 4-7 April 2024.
"Kemunculan bibit siklon baru ini akan memicu terjadinya cuaca ekstrem. Jadi, mohon kepada masyarakat, diharapkan untuk lebih berhati-hati dan waspada," kata Dwikorita di Jakarta, Kamis (4/4/2024).
Dwikorita pun mengimbau pemudik secara aktif memantau informasi dan kondisi cuaca sebelum melakukan perjalanan mudik.
"Apabila kondisi cuaca sedang buruk, jangan memaksakan diri dan sebaiknya ditunda. Utamakan keselamatan, bukan kecepatan," tambahnya.
Baca juga: Polda Jateng Siapkan Jalur Alternatif saat Banjir di Jalan Pantura Semarang dan Demak, Ini Rutenya
Dwikorita mengatakan, cuaca esktrem yang terjadi dapat menimbulkan banyak kerugian, baik secara materiel maupun imateriel.
Selain itu, cuaca ekstrem dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, bibit siklon tropis 96S teridentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari ke depan.
Menurut Guswanto, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem bibit siklon tersebut berkisar 15-20 knot (28-37 km/jam) dengan tekanan di pusatnya sekitar 1007 mb.
Angin ini terlihat memiliki pergerakan ke arah barat daya hingga selatan, menjauhi perairan selatan NTT.
Sistem Bibit Siklon 96S di sekitar wilayah NTT tersebut dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan.
Berikut dampak langsung dan tidak langsung yang mungkin ditimbulkan bibit siklon 96S:
Hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Potensi angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Bukan Masalah Penerangan, Ini Alasan Pemudik Tak Disarankan Lewat Jalur Pansela saat Malam
Gelombang tinggi 1,25-2,5 meter (moderate sea) di sekitar Samudra Hindia selatan NTB, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan Pulau Sumba, Perairan selatan Kupang-Pulau Rote, dan Laut Sawu bagian selatan.
Guswanto mengungkapkan, kondisi cuaca di wilayah Indonesia ini juga didukung aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Suhu muka laut yang hangat juga berperan dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan, secara umum, kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan dapat menimbulkan potensi hujan dengan intensitas Sedang-Lebat yang disertai kilat/angin kencang di sebagian wilayah Indonesia, hingga 11 April 2024.
Namun, Andri mengimbau agar masyarakat tidak panik terkait informasi Bibit Siklon Tropis 96S.
"Tetaplah waspada akan kemungkinan potensi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi selama periode awal libur Lebaran 2024," katanya.
Baca juga: Mulai Hari Ini Truk Angkutan Barang Dilarang Melintas di Pantura dan Tol Pekalongan
Berikut wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai kilat atau angin kencang akibat kemunculan bibit siklon 96S itu:
Periode 4-7 April 2024, wilayah terdampak:
- Sumatra Barat
- Jambi
- Bengkulu
- Kepulauan Bangka Belitung
- Sumatra Selatan
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Jembatan Joko Kaiman Banyumas Dibuka Fungsional saat Arus Mudik, Cegah Macet Patikraja dan Kaliori
Periode tanggal 8-11 April 2024, wilayah terdampak:
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Kepulauan Bangka Belitung
- Sumatra Selatan
- Bengkulu
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
(Tribunnews.com/Lanny Latifah)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Baru, Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem saat Mudik Lebaran 2024.
Baca juga: Truk Air Mineral Tabrak 2 Mobil dan 2 Motor di Simpang Kertek Wonosobo, 3 Orang Dilarikan ke RS
Baca juga: Kompetisi Liga 1 2023/2024 Bergulir Lagi 15 April 2024, PT LIB: Hasil Pertemuan dengan Pemilik Klub
Tak Pusing Lagi Soal Tiket Mahal, 96 Pemudik dari Banyumas Raya Ikut Balik Gratis Kemenag Jateng |
![]() |
---|
1.416 Kendaraan Kena Tilang saat Arus Mudik dan Balik Lebaran di Tol Jateng, Terekam ETLE Drone |
![]() |
---|
Dishub Banyumas Berharap Tol Pejagan-Cilacap Terwujud, Solusi Macet di Jalur Selatan dan Ajibarang |
![]() |
---|
Puncak Arus Balik, Polres Purbalingga Sempat Tambah Personel Pengamanan Jalur Mudik |
![]() |
---|
Terjadi 12 Kecelakaan di Banyumas selama Arus Mudik Lebaran 2024, Menurun Dibanding Tahun Lalu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.