Pilpres 2024

Bantah Ada Penggelembungan 599 Ribu Suara di Jateng, KPU Sebut Aplikasi Sirekap Kurang Akurat

Diduga ada penggelembungan suara mencapai 599.088 suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Jawa Tengah.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Imah Masitoh
KPU Wonosobo menyediakan ruangan untuk melihat hasil hitung suara sementara pemilu presiden dan wakil presiden RI 2024, Kamis (15/2/2024). Tim Hukum Anis-Muhaimin menemukan penggelembungan suara mencapai 599.088 suara di 105 TPS di 26 kabupaten/kota di Jawa Tengah. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Diduga ada penggelembungan suara mencapai 599.088 suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Jawa Tengah.

Angka ini ditemukan dan telah dilaporkan Tim Hukum Anies-Muhaimin, Listiani, ke Bawaslu Jateng.

Pembengkakan suara ini ditemukan di 105 tempat pemungutan suara (TPS) di 26 kabupaten/kota.

Selasa (20/2/2024), Bawaslu Jateng menggelar rapat bersama Tim Hukum Anies-Muhaimin sebagai pelapor dan KPU.

Hanya saja, aduan terkait materi penggelembungan suara belum diproses lantaran mereka memproses laporan yang lebih dulu masuk, soal 502 ribu daftar pemilih tetap (DPT) bermasalah.

Kendati begitu, Tim Hukum Anis-Muhaimin memastikan aduan tentang penggelembungan sura juga diproses Bawaslu.

"Per hari ini, itu 599.088 penggelembungan suara dari 26 kabupaten/kota di Jateng, dari 105 TPS."

"Mayoritas masuk di 02 dan angkanya fanfastis, setiap TPS itu bisa 600-800 suara dan kami ingin melanjutkan masalah ini, sebetulnya udah ranah penipuan sih," kata Listiani, dikutip dari Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Protes Hasil Perhitungan Suara, Puluhan Warga Geruduk Kantor PPK di Kejajar Wonosobo

Sementara, terkait temuan dugaan penggelembungan suara, Komisioner KPU Jawa Tengah, Paulus Widiyantoro mengakui adanya selisih jumlah suara yang ektrem di aplikasi Sirekap yang terkadang melebihi jumlah data pemilih tetap (DPT).

Diduga, sistem Sirekap kurang akurat dalam membaca angka suara dalam foto C hasil salinan yang diunggah oleh KPPS.

"Kalau di dalam sistem, saya tidak paham karena saya bukan orang IT. Tapi, ada kejadian memang, (selisih) datanya ekstrem. Datanya tidak klop. Itu dilakukan perbaikan kembali dengan melihat foto asli," ujar Paulus ditemui di Kantor Bawaslu Jateng, Selasa (20/2/2024).

Paulus menjelaskan, hal ini terjadi karena banyak faktor.

Namun, dia memastikan, kekeliruan data suara itu kini telah diperbaiki.

"Bisa jadi, kualitas HP juga memengaruhi saat dibaca oleh sistem, jadi tidak terbaca secara sempurna. Sehingga, ada banyak faktor."

"Saya tidak bisa komentar satu-satu. Intinya, kami sudah melakukan perbaikan melihat data asli yang manual," ungkapnya.

Baca juga: KPU Pekalongan Hentikan Rekapitulasi Suara Berjenjang di Tingkat Kecamatan, Apa Alasannya?

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved