Berita Jateng

Bikin 731 Resep dari Ubi-ubian, Produk KPM-MBKM Unsiq Wonosobo Diganjar Penghargaan MURI

Program KPM yang dilaksanakan mahasiswa dilakukan di 7 kecamatan dan 82 desa di wilayah Banjarnegara.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: khoirul muzaki
Unsiq
Penyerahan sertifikat Muri Dunia, oleh perwakilan Muri Sri Hidayati kepada Rektor Unsiq Jateng di Pendopo Dipayudha Adi Graha Banjarnegara, Senin (12/2/2024). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Museum Rekor Indonesia (Muri) dunia memberikan penghargaan kepada produk kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Merdeka Belajar Kampus Merdeka Berbasis Riset (MBKM BR) yang dilakukan mahasiswa Unsiq Jateng di Wonosobo.


Mahasiswa peserta KPM MBKM-BR Unsiq menerima penghargaan MURI Dunia karena berhasil memproduksi 731 resep, 2.924 sajian, 82 artikel ilmiah, 82 video profil KPM, 82 video olahan, 82 laporan, 1 buku resep ISBN dan 1 hak cipta. 


Produk kuliner yang dihasilkan dari mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) mahasiswa Unsiq di Banjarnegara berbasis umbian-umbian khas daerah tersebut.


Penghargaan word record tersebut diserahkan perwakilan MURI Sri Hidayati kepada Rektor Unsiq Jateng di Pendopo Dipayudha Adi Graha Banjarnegara, Senin (12/2/2024).

Baca juga: Pemandangan Menyedihkan Pengungsi Korban Banjir Bangun Tenda di Pinggir Jalan Pantura


Ketua LP3M Unsiq Jateng di Wonosobo Dr Ahmad Khoiri, MPd menambahkan kegiatan KPM merupakan hasil kerjasama antara Pemkab Banjarnegara, PT Sriboga Flour Mill dan tim MURI Dunia. 


Program KPM yang dilaksanakan mahasiswa dilakukan di 7 kecamatan dan 82 desa di wilayah Banjarnegara.


"Program KPM yang dilakukan mahasiswa meliputi, pengelolaan dan pemanfaatan olahan pangan kearifan lokal. Penanganan kemiskinan ekstrem, stunting dan pengentasan ODF. Menciptakan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan penguatan ekonomi masyarakat," jelasnya.


Sementara itu, Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo Dr H Z Sukawi, MA mengatakan guna menyongsong Indonesia Emas, upaya pemberdayaan SDM generasi muda di desa sangat penting. 


Apalagi di tahun 2030 akan terjadi bonus demografi, di mana penduduk usia muda dan produktif akan lebih banyak.


"Selama ini Unsiq Jateng punya program Gong Ceting, yakni program untuk pengentasan kasus stunting, kemiskinan dan penuntasan ODF yang ada di masyarakat. Kegiatan KPM juga diarahkan untuk bisa memproduksi olahan kuliner berbasis umbi-umbian yang jadi potensi pertanian di Banjarnegara," katanya.


Menurutnya, program KPM Unsiq perlu dilanjutkan di masyarakat. Sehingga ketika mahasiswa ditarik kembali ke kampus, program yang telah dilakukan bersama bisa tetap berjalan. 


Nilai agama, budaya, adat istiadat dan kearifan lokal yang ada di masyarakat juga harus tetap dipertahankan.

Baca juga: Jalur Terdekat Ekstrem, KPU Batang Antar Logistik Pemilu Desa Praten Lewat Kabupaten Banjarnegara


Pejabat Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto menyampaikan rasa terima kasih atas kegiatan mahasiswa KPM Unsiq di wilayahnya. 


Keberadaan mahasiswa KPM di desa sangat bermanfaat bagi masyarakat dan mendorong kegiatan keagamaan, pemberdayaan pemuda dan ekonomi kreatif.


"Kegiatan mahasiswa KPM sangat positif. Masyarakat sangat senang atas kehadiran mahasiswa di desa. Mereka bisa melakukan kegiatan bersama untuk pengembangan UMKM, pemberdayaan petani, peningkatan pengetahuan keagamaan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) lainnya," ujarnya. (ima)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved