Pegawai Bapenda Semarang Hilang
Keluarga Iwan Budi Tak Puas Jawaban Mahfud MD, Kasus Pembunuhan ASN Kota Semarang Mandek 1,5 Tahun
Keluarga korban tidak puas jawaban Menkopolhukam yang juga cawapres Mahfud MD. Kasus pembunuha ASN Kota Semarang ini sudah menguap hingga 1,5 tahun.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Keluarga Iwan Boedi tidak puas pernyataan Menkopolhukam yang juga cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Keluarga tidak puas mengenai tidak jalannya penanganan perkara kasus pembunuhan Iwan Boedi yang merupakan ASN Bapenda Kota Semarang.
Kasus tersebut sudah 1,5 tahun berjalan namun hingga saat ini tidak ada kejelasan.
Baca juga: Tak Tercatat SPPTI, Penanganan Tewasnya ASN Bapenda Kota Semarang Iwan Budi Luput Pantauan Mahfud MD
Penasihat hukum keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setiawan mengatakan keluarga mendiang Iwan Boedi telah bersurat ke Presiden dan ditembuskan ke Kompolnas dan Menkopolhukam.
Hal itu mendapat respon dari Kompolnas yang satu diantara pimpinannya adalah Mahfud MD.
"Padahal awal-awal kasus itu bulan Agustus, September, Oktober, November, hingga akhir tahun 2022 sangat viral hingga masuk di media televisi nasional, koran cetak, maupun berita online nasional," ujarnya saat ditemui Tribunbanyumas.com, Kamis (25/1/2024).
Menurutnya, Kompolnas sudah tiga kali datang ke Semarang menanyakan kasus Iwan Boedi baik di Polrestabes dan Polda Jateng.
Baca juga: Eks Wali Kota Semarang Sukawi Dipanggil Polda Jateng, Terkait Dugaan Korupsi yang Tewaskan Iwan Budi
"Mereka tim Kompolnas selalu bilang ke Semarang atas atensi Menkopolhukam yakni Mahfud MD," tutur pria akrab disapa Yas.
Yas menyebut keterangan itu diartikan bahwa terdapat koordinasi tim Kompolnas yang datang ke Semarang dengan Mahfud MD selaku Menkopolhukam dan pimpinan di Kompolnas.
Dirinya menganggap pernyataan Mahfud MD yang menyebut perkara belum masuk ke sistem Penanganan Pidana berbasis Teknologi Informasi (SPPTI) bukanlah suatu alasan.
"Tanpa SPPTI pun Mahfud MD masih bisa memantau dengan memanggil Kapolri maupun Kompolnas.
Atau saat Kompolnas datang ke Semarang bisa meminta perkara itu dilaporkan ke SPPTI," ujar dia.
Dia menilai tanggapan Mahfud MD pada diskusi di Kota Semrang bukanlah jawaban.
Dirinya menduga Mahfud MD ingin menghindari pertanyaan dari peserta yang hadir pada diskusi itu.
Baca juga: LPSK Beri Perlindungan Keluarga Pegawai Bapenda Semarang Iwan Budi, Kasus Pembunuhan Masih Gelap
"Kami perlu memberi perhatian khusus atas pernyataan pak Mahfud akan mengecek kasus itu.
Paling tidak keluarga bisa bertemu Mahfud MD.
Kalau Mahfud MD agak longgar bisa ketemulah.
Agar kami bisa tahu hasil pengecekannya," ujarnya.
Sebelumnya, Cawapres nomor urut 3 Prof Mahfud MD menjawab pertanyaan Mahasiswa bernama Bre terkait penanganan kasus pembunuhan ASN Bapenda Iwan Boedi pada diskusi Gebrak di Kota Semarang, Selasa (23/1/2024) lalu.
Mahfud menyebut pemerintah memiliki program SPTTI.
Seluruh kasus di seluruh penjuru Indonesia harus dimasukkan dalam program itu.
Baca juga: Keluarga Iwan Budi Cari Petunjuk Pembunuhan di Marina Semarang, Dapat Info Soal Tukang Parkir
"Jadi kasus peristiwanya tanggal sekian penyidikan tanggal sekian itu masuk.
Jadi kita bisa lihat sampai dimana ada laporannya," tuturnya.
Terkait kasus Iwan Boedi, dia menyebut tidak laporannya di dalam SPTTI.
Pihaknya akan mengecek langsung kasus tersebut.
"Nanti saya akan cek kenapa ini tidak jalan," tegasnya.
Kronologi Kasus
Kasus pembunuhan Iwan Boedi telah masuk penyidikan pada bulan September 2022.
Hanya saja Polisi belum berhasil menemukan pelakunya.
"Kasus itu naik penyidikan karena sudah nyata terjadi tindak pidana pembunuhan pada kasus itu," kata kuasa hukum keluarga korban, Yas.
Yas membeberkan Iwan Boedi meninggal dunia sehari sebelum adanya pemeriksaan kasus tindak pidana korupsi.
Baca juga: Peringati 100 Hari Meninggalnya Pegawai Bapenda Semarang Iwan Budi, Ini Harapan Keluarga

Pihaknya menduga Iwan meninggal karena suatu kasus perkara korupsi.
"Apakah masalah dia (Iwan Boedi) mau dimintai keterangan atau ada kasus lain yang membuat pihak lain paranoid," imbuhnya.
Di sisi lain ia membeberkan fakta lain yang belum diungkap kepolisian.
Fakta-fakta itu didapatkan saat melakukan penelusuran langsung.
Baca juga: Kasus Kematian Pegawai Bapenda Semarang Iwan Budi Jadi Perhatian Istana, Kompolnas Lakukan Supervisi
Namun fakta-fakta itu perlu didalami akurasinya.
"Fakta pertama saat 1,5 bulan Iwan Boedi sebelum meninggal ada tiga orang asing yang menginap di gubug nelayan atau perahu nelayan.
Setelah jenazah Iwan ditemukan tiga orang ini menghilang.
Tiga orang ini informasinya dari Lampung.
Polri perlu memburu tiga orang ini barangkali mengetahui suatu peristiwa atau berkaitan dengan kasus ini," tuturnya.
Ia mengatakan, perkara Iwan dimungkinkan ada kaitannya dengan pengaduan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Namun demikian dirinya masih mendalami akurasi informasi itu.
"Kami belum bisa menceritakan lebih jauh.
Jangan sampai kami menyampaikan hal yang salah.
Tapi ada dugaan kuat arahnya ke sana," tandasnya. (*)
Baca juga: Penyelidikan Dugaan Korupsi Alih Aset Pemkot Semarang Seret Iwan Budi Masih Jalan, 9 Saksi Diperiksa
2 Tahun, Pembunuh PNS Pemkot Semarang Iwan Budi Belum Tertangkap. Kasus Pemicu Jalan di Tempat |
![]() |
---|
Tak Tercatat SPPTI, Penanganan Tewasnya ASN Bapenda Kota Semarang Iwan Budi Luput Pantauan Mahfud MD |
![]() |
---|
9 Bulan, Pembunuh Pegawai Bapenda Semarang Masih Gelap. Pengacara: Kasus Latar Politik Memang Sulit |
![]() |
---|
LPSK Beri Perlindungan Keluarga Pegawai Bapenda Semarang Iwan Budi, Kasus Pembunuhan Masih Gelap |
![]() |
---|
Keluarga Iwan Budi Cari Petunjuk Pembunuhan di Marina Semarang, Dapat Info Soal Tukang Parkir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.