Berita Jateng

Cegah Anak-anak Diabetes, LP2K Jateng Minta Pemerintah Pungut Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan

LP2K Jawa Tengah meminta pemerintah segera menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan lantaran dapat memicu diabetes pada anak-anak dan remaja.

UNSPLASH/LILIN
Ilustrasi deretan minuman berpemanis dalam kemasan dipajang di toko modern. Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah meminta pemerintah segera menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah meminta pemerintah segera menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

Kebijakan ini penting guna mencegah diabetes melitus yang kini banyak diderita anak-anak dan remaja.

"Pemerintah harus membuat peraturan dan kebijakan yang mengatur pembatasan MBDK kepada anak-anak dan remaja agar dapat membantu mengurangi dampak pemasaran."

"Pemerintah harus hadir melindungi konsumen dengan segera melakukan penerapan cukai terhadap MBDK," kata Ketua Harian LP2K Jawa Tengah Abdun Mufid saat berkunjung ke Redaksi Tribun Jateng, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Plastik dan Minuman Berpemanis dalam Kemasan Ditarik Cukai Mulai Tahun Depan, Harga Bakal Naik?

Mufid mengatakan, konsumsi minuman berpemanis kemasan dapat memicu diabetes militus.

Jumlah penderita diabetes militus (DM) diperkirakan telah mencapai 19,5 juta orang, rata-rata berusia muda.

Penyakit ini, disebutnya, berawal dari obesitas.

"5,5 persen penduduk mengonsumsi lebih dari 50 gram (bahan berpemanis) per hari," imbuhnya.

Menurutnya, tahun 2019, Kemenkeu dan dan Kemenkes mengkaji aturan cukai minuman berpemanis dalam kemasan.

Hal itu untuk menekan laju konsumsi gula berlebih yang dapat menyebabkan diabetes dan prevalensi penyakit menular

"Hasil survei, 25,9 persen anak usia 17 tahun mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan, 2-6 kali dalam seminggu."

"Temuan itu menjadi tingkat prevalansi cukup tinggi dan mengkhawatirkan," jelasnya.

Kemudahan akses MBDK menjadi faktor penting tingginya konsumsi.

Warung atau toko kelontong di sekitar rumah menjadi pilihan utama pembelian.

"Karena jarak dan waktu tempuh yang singkat," tuturnya.

Baca juga: Waspada saat Anak Sering Ngompol dan Mudah Lapar, Bisa Jadi Tanda Mengalami Diabetes Tipe 1

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved