Kecelakaan Kereta Api

Kecelakaan KA Adu Banteng Terakhir Terjadi di Brebes, Kini di Cicalengka Bandung

Dua orang tewas dalam kecelakaan di jalur selatan perlintasan kereta api Kroya-Bandung.

ist/dok warga
Dua kereta api mengalami kecelakaan adu banteng di Haurpugur, Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). Dua kereta tersebut yakni Turangga jurusan Surabaya - Bandung dan Commuter Line Bandung Raya. Kereta api cukup parah terakhir terjadi di Ketanggungan, Brebes. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Dua kereta api Turangga dan Commuter Line Bandung Raya kecelakaan adu banteng di Haurpugur, Cicalengka, Bandung, Jumat (5/1/2024) pukul 06.30 WIB.

Dua orang tewas dalam kecelakaan di jalur selatan perlintasan kereta api Kroya-Bandung.

Dua korban tewas merupakan masinis dan asisten masinis Kereta Api Commuter Line Bandung Raya.

Baca juga: Dampak KA Turangga Kecelakaan, Semua Perjalanan Kereta Kroya - Bandung Disetop

Kereta tersebut mengalami kecelakaan antara lokomotif vs lokomotif di tengah-tengah areal persawahan.

Kondisi lokomotif Kereta Api Commuter Line Bandung Raya yang bertipe vintage tampak ringsek.

Sejumlah gerbong di belakang lokomotif juga ada yang terbalik serta keluar dari rel perlintasan kereta api.

KA Adu Banteng di Ketanggungan Brebes

Kecelakaan parah kereta api adu banteng terakhir kali terjadi pada 25 Desember 2001.

Momen Natal saat itu bercampur duka ketika 45 orang meninggal pada kecelakaan KA 146 Empu Jaya menabrak KA 153 Gaya Baru Malam Selatandi stasiun Ketanggungan Barat atau Kersana, Brebes, Jawa Tengah.

Kecelakaan itu murni kesalahan masinis KA Empu Jaya, yang tak mengurangi kecepatan saat melewati sinyal aspek kuning dan tak berhenti saat lampu merah.

Baca juga: Stasiun Daop 5 Purwokerto Catat 118.051 Penumpang Gunakan Kereta Api

Penyebab tabrakan tersebut murni karena kesalahan manusia atau human error.

Hal itu terungkap dalam gelar perkara hasil investigasi tim Pusat Laboratorium Forensik yang terdiri dari personel Markas Besar Polri, Kepolisian Daerah Jawa Tengah, dan Kepolisian Resor Brebes di Ketanggungan.

Tim penyidik menyimpulkan, KA Empu Jaya memasuki jalur tiga lebih cepat 17 detik dari waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan jalur: 90 hingga 120 detik.

Dengan demikian, dugaan ada unsur sabotase, yaitu batu yang mengganjal wessel, dalam peristiwa kecelakaan tak terbukti.

Sebab, alat kontrol merek Westinghouse buatan Australia yang dipakai di Stasiun Ketanggungan Barat memiliki lampu darurat.

Lampu ini terletak pada meja kontrol dan otomatis akan menyala bila ada sesuatu benda mengganjal wessel.

Keterangan itu mementahkan keterangan masinis KA Empu Jaya, Mohamad Toat.

Baca juga: Kereta Tabrak Motor di Atas Rel di Kroya Cilacap, Seorang Lansia Dilarikan ke Rumah Sakit

Sebelumnya, kepada polisi, Toat mengatakan rem kereta blong sehingga tak bisa dihentikan.

Namun, setelah polisi mengecek loko Empu Jaya, ternyata rem kereta berfungsi normal.

Kesalahan tersebut berupa pelanggaran rambu dan tak mengurangi kecepatan saat melewati sinyal aspek kuning serta tak berhenti saat lampu menunjukkan merah.

Akibatnya, ketika melewati ujung wessel yang berjarak 147 meter dari KA Gaya Baru Malam, Toat terkejut karena kereta yang dikemudikan meluncur di jalur tiga.

Tabrakan tak terelakkan.

Sebab, Toat tak dapat menghentikan kereta dengan seketika akibat jarak yang terlalu dekat. (*)

Baca juga: Evakuasi Longsor Rampung, Dua Jalur Kereta di Banyumas Bisa Dilewati KA dalam Kecepatan Terbatas

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved