Perang Palestina Israel

Hamas Bersedia Bebaskan Puluhan Sandera setelah Israel Sepakat Gencatan Senjata 4 Hari

Kelompok militan Palestina, Hamas, bersedia membebaskan puluhan orang yang mereka sandera dalam pertempuran sekitar 1,5 bulan dengan Israel.

Editor: rika irawati
AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina mengungsi ke Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, Rabu (8/11/2023). Setelah hampir 1,5 bulan, Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata selama empat hari. Di masa itu, Hamas bersedia membebaskan puluhan sandera, baik warga Israel maupun warga bangsa lain. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEL AVIV - Kelompok militan Palestina, Hamas, bersedia membebaskan puluhan orang yang mereka sandera dalam pertempuran sekitar 1,5 bulan dengan Israel.

Komitmen ini dibuat setelah Hamas dan Israel setuju melakukan gencatan senjata, Rabu (22/11/2023) waktu setempat.

Gencatan senjata akan berlangsung empat hari.

Dalam pertemuan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada para menterinya yang hadir bahwa ini adalah keputusan yang sulit namun merupakan keputusan yang tepat.

Pertemuan tersebut berlangsung hampir sepanjang malam.

Kepada kantor berita AFP, seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan bahwa di bawah perjanjian tersebut, setidaknya 50 sandera perempuan dan anak-anak asal Israel maupun warga negara asing akan dibebaskan.

Pembebasan ini sebagai imbalan atas "jeda" empat hari dalam operasi militer.

Baca juga: RS Indonesia di Gaza Luluh Lantak akibat Serangan Israel, Begini Kondisi Terbaru Relawan WNI

Disebutkan, untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan, akan ada satu hari gencatan senjata tambahan.

Hamas merilis sebuah pernyataan yang menyambut baik 'gencatan senjata kemanusiaan' yang dikatakan juga akan membebaskan 150 warga Palestina dari penjara Israel.

Gencatan senjata ini memberikan waktu rehat sebentar kepada penduduk Gaza setelah hampir tujuh pekan berperang.

Sumber-sumber dari Hamas dan Jihad Islam, kelompok militan lain, sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa gencatan senjata tersebut akan mencakup gencatan senjata di darat dan jeda dalam operasi udara Israel di Gaza selatan.

Ada peran serta Qatar sebagai penengah dalam perundingan tersebut.

Hamas, sampai saat ini, terhitung telah membebaskan empat tawanan, yakni warga negara AS Judith Raanan (59), dan putrinya, Natalie Raanan (17), pada 20 Oktober, dengan alasan kemanusiaan.

Serta, perempuan Israel bernama Nurit Cooper (79) dan Yocheved Lifshitz (85), pada 23 Oktober.

Indonesia Mengutuk Serangan Israel

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved