Berita Jateng
Biasa Buat Pakan Ayam, Warga Semarang Sulap Bekatul Jadi Camilan Lezat
Bekatul adalah serbuk halus atau tepung yang diperoleh setelah padi ditumbuk dan kulit padi dipisahkan dari bulirnya.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Camilan terbuat dari tepung terigu sudah biasa, namun apa yang terjadi jika bekatul yang selama ini dikenal sebagai pakan ternak diubah menjadi beragam camilan nikmat dan menyehatkan.
Bekatul adalah serbuk halus atau tepung yang diperoleh setelah padi ditumbuk dan kulit padi dipisahkan dari bulirnya.
Kandungan gizi bekatul yaitu vitamin B1 (tiamin), dan dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kandungan gizi lainnya adalah serat pangan, pati, protein, serta mineral.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang hadir dalam Festival Rangkul 2023 di Lapangan Ngaliyan, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pun tak sungkan untuk mencoba makanan yang bahan dasarnya dari bekatul, hasil olahan UMKM setempat. Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu langsung menyoroti camilan unik berbahan dasar bekatul ini.
Baca juga: Ada Perubahan Jadwal Pertandingan PSIS dalam Lanjutan BRI Liga 1, Cek Tanggalnya
Perkumpulan Rakyat Semarang Kuliner (Rangkul) memperkenalkan aneka produk olahan bekatul, ada brownis, kue ganjel rel, kue semprong, cookies, bahkan jus dari bekatul.
Uniknya, wali kota perempuan pertama di Semarang ini sangat tertarik dengan semprong bekatul yang dijajakan dan mencicipinya di atas panggung.
"Enak ya rasanya semprong bekatul, renyah. Dan yang pasti gak kalah sama olahan dari bahan terigu," ujar Ita, sapan akrabnya, Minggu (15/10/2023).
Ita menyebut, dirinya saat ini tengah berfokus dalam program ketahanan pangan. Salah satunya dengan mendorong UMKM agar semakin maju dan mensosialisasikan makanan pendamping beras pada masyarakat.
"Kalau untuk urusan UMKM, urusan makanan pendamping beras, memang perlu ada dorongan dan suport agar Kota Semarang bisa berdaulat pangan. Seperti kita ketahui, saat ini harga beras dan terigu mulai mengalami kenaikan. Sehingga perlu ada diversifikasi dengan makanan pendamping beras yang ada di sekitar kita," ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Striker, Gelandang Timnas Indonesia Siap Sumbang Gol Lawan Brunei Darussalam di Leg Kedua
Ternyata, lanjut Ita, dengan keadaan yang mendesak, masyarakat bisa menciptakan ide-ide kreatif yang perlu di support. "Di Kecamatan Ngaliyan ini ada yang menarik. Yakni camilan berbahan bekatul. Tadi saya icip ternyata ada semprong dari bekatul yang enak dan renyah," katanya.
Dengan inovasi makanan berbahan bekatul ini, Mbak Ita berharap, pelaku UMKM bisa berinovasi dan terinspirasi mengolah bahan-bahan makanan yang ada di lingkungan sekitar.
Lusiana, Kabid Event dan Promosi Perkumpulan Rakyat Semarang Kuliner (Rangkul) mengatakan, selama ini masyarakat tahunya bekatul itu untuk pakan ternak. Melihat hal tersebut, Rangkul mencoba berinovasi menjadikan bekatul sebagai camilan yang menyehatkan.
Pemilik rumah produksi Brownkata (Brownies Bekatul) ini mengklaim jika produk olahan bekatul yang ia buat memiliki kandungan manfaat yang baik.
Baca juga: Sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang, dr. Kariadi Jadi Nama Rumah Sakit Terbesar di Jateng
"Setelah diteliti, bekatul juga memiliki kandungan manfaatnya yang lebih baik dan gak kalah dari tepung lain. Jadi ini bisa jadi salah satu tepung pengganti selain mokaf. Tepung mokaf itu dari tepung singkong," jelasnya.
Di Festival Rangkul 2023 ini, lanjut Lusiana, ada banyak sekali produk berbahan dasar bekatul seperti brownis bekatul, cookies, ganjel rel, keripik bekatul bahkan ada jus dan minuman sehat dari bekatul. "Produk berbahan bekatul yang kami buat sangat banyak, tadi yang disukai bu Wali Kota ada semprong bekatul," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.