Berita Jateng

Nasib Ribuan Sapi Pemakan Sampah Usai Kebakaran TPA Jatibarang, Siap Direlokasi

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang merencanakan relokasi sapi yang hidup di area TPA Jatibarang.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: khoirul muzaki
Eka Fajlin/Tribun Jateng
Sapi di TPA Jatibarang sedang makan sampah, Jumat (22/9/2023). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang merencanakan relokasi sapi yang hidup di area TPA Jatibarang.

Hingga kini, DL masih memusyawarahkan rencana relokasi ini dengan warga setempat. 

Kepala DLH Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan, keberadaan sapi di ara TPA Jatibarang sudah ada sejak 1997.

Saat itu, ada bantuan 45 ekor sapi yang diberikan kepada warga setempat untuk menambah penghasilan.

Rupanya, saat ini sudah berkembang menjadi sekitar 1.300 ekor sapi dari 180 peternak. 


Saat ini, ketentuan dan peraturan yang berlaku tidak diizinkan ada penggembalaan di kompleks TPA. 


"Kawan-kawan (peternak) berawal dulu karena sebagai warga ring satu terdekat dengan TPA, rumah mereka cukup jauh sesuai ketentuan. Karena mereka membutuhkan pendapatan penghasilan tambahan, mereka berternak. Awalnya hanya 45 ekor, sekarang jumlahnya cukup banyak," jelas Bambang, Minggu (24/9/2023). 

 

Baca juga: Profil Bergas C Penanggungan Pj Bupati Kudus, Menguasai Isu Kebencanaan


Di melanjutkan, DLH telah mengajak para peternak untuk relokasi. Pemerintah Kota Semarang sudah mencari beberapa titik aset pemkot yang bisa digunakan untuk relokasi. Saat ini, tahapan rencana relokasi masih dalam tahap koordinasi agar warga bersedia. Adanya kejadian kebakaran beberapa hari lalu, dia berharap masyarakat bisa memahami dan dapat dilokalisir ke tempat lain.  


Menurutnya, pemerintah akan membangunkan tempat relokasi. Dinas Pertanian (Dispertan) juga akan mendampingi mereka dalam beternak. Sehingga, sapi juga akan menjadi lebih sehat. 


"Itu yang kami lakukan, menyediakan lahan relokasi sudah, menyiapkan anggaran untuk relokasi. Ini masih tahap musyawarah dengan warga agar bersedia direlokasi," jelasnya. 


Dia membeberkan, lokasi rencana relokasi berada di Pongangan, Kecamatan Gunungpati. Di sana, ada lahan peternakan yang dikelola Dispertan. Namun, jika warga menginginkan aset pemkot lain, pihaknya akan mengusahakan atas petunjuk Wali Kota Semarang. 


"Keinginan mereka tidak jauh dari rumah mereka. Ini juga pemkot tentu atas petunjuk wali kota sedang mengusahakan tempat mana yang sesuai harapan," ungkapnya. 

Baca juga: Duel Hidup Mati Indonesia vs Korea Utara Sore Ini, Indra Sjafri Waspadai Kecepatan Winger Lawan


Sebelumnya, TPA Jatibarang mengalami kebakaran dua kali dalam sepekan. Pertama, Senin (18/9/2023) lalu.

kebakaran terjadi di zona pasif atau zona eks narpati yang digunakan untuk pengolahan gas methan. Kemudian, pada Jumat (22/9/2023), kebakaran kembali melanda area TPA yakni di kandang sapi milik warga setempat. Tiga sapi mati terbakar. 


Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta standar operasional prosedur (SOP) keluar masuk TPA Jatibarang diperketat meminimalkan kejadian serupa. 


Dia menduga kebakaran yang kedua terjadi di area TPA berawal dari adanya putung rokok. Oleh karena itu, dia meminta SOP keluar masuk TPA lebih diperketat. DLH harus tegas dan melakukan pemeriksaan setiap orang yang masuk TPA. Dipastikan, orang tidak membawa rokok saat memasuki TPA. 

Baca juga: Pecah Telur! Kontingen Indonesia Raih Medali Pertama Asian Games 2022 dari Dayung, Wushu Menyusul


"Mungkin (ada yang) buang putung rokok. Kondisi kaya gini rawan kebakaran. Padahal, ada peringatan no smoking area," ujar Ita, sapaanya. 


Di sisi lain, kebakaran di TPA Jatibarang yang terjadi pada Senin (18/9/2023) lalu hingga kini masih proses pendinginan. Pendinginan dilakukan dengan helikopter water bombing milik BNPB yang dikerahkan mulai Sabtu (23/9/2023) lalu. (eyf)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved