Berita Jateng
September 2023, Tiga TPA di Jateng Terbakar. Pengelola Diminta Rutin Mengukur Suhu Tumpukan Sampah
BPBD Jawa Tengah mencatat ada tiga tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di wilayah tersebut yang dilalap si jago merah sejak 1-20 September.
Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat ada tiga tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di wilayah tersebut yang dilalap si jago merah sejak 1-20 September.
Sementara, sejak 1 Januari hingga 14 September 2023, tercatat ada 198 kejadian kebakaran, baikk kebakaran hutan, lahan, maupun TPA di Jateng.
Kabid Penanganan Darurat BPBD Jateng Muhamad Chomsul mengungkap, tiga TPA yang terbakar itu adalah TPA Pesalakan Pemalang, TPA Putri Cempo Solo, dan TPA Jatibarang Semarang.
Chomsul mengatakan, TPA Pesalakan Pemalang terbakar pada 1 September 2023. Dibutuhkan waktu dua pekan untuk menjinakkan api hingga pendinginan dalam kebakaran itu.
Baca juga: Siswa SD 04 Ngaliyan Semarang Dipulangkan Pagi Imbas Asap Tebal dari Kebakaran TPA Jatibarang
Sementara, TPA Putri Cempo Solo, terbakar sejak Sabtu (16/9/2023).
Hingga hari ini, Rabu (20/9/2023), pemadaman masih dilakukan, satu di antaranya lewat cara water boombing yang melibatkan BNPB.
Sementara, kebakaran TPA Jatibarang di Kota Semarang terjadi pada Senin (18/9/2023). Saat ini, petugas gabungan masih melakukan pendinginan.
Chomsul mengatakan, dari total kejadian kebakaran, paling banyak adalah kebarakan lahan yang mencapai 173 kejadian.
Sementara, kebakaran yang terjadi di hutan mencapai 21 kejadian.
"Untuk kebakaran TPA, dari 1 Januari hingga 14 September 2023, ada tiga kejadian," ucapnya, Rabu (20/9/2023).
Jika ditotal, kebakaran TPA yang terjadi di Jateng dari 1 Januari hingga 20 September 2023, mencapai lima kejadian.
Dari data tersebut, Pemprov Jateng mengimbau pengelola TPA melakukan patroli secara berkala.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Jateng Widi Hartanto mengatakan, potensi kebakaran di TPA meningkat jika minim pengawasan.
"Maka dari itu, pengelola TPA wajib melakukan patroli, kalau ada titik api langsung dipadamkan," terangnya.
Baca juga: 2 Hari Kebakaran TPA Sampah Putri Cempo Solo Belum Padam, Pemprov Jateng Minta Water Booming ke BNP
Selain melakukan patroli, Widi mengatakan, pengelola TPA harus melakukan pencegahan kadar gas metan hingga pengukuran suhu pada tumpukan sampah.
Upaya penutupan dan pemadatan tanah secara rutin, dituturkannya, juga diperlukan untuk menghambat ruang gerak O2 dengan CH4.
"Termasuk, mapping sumber air dari TPA, diperlukan apabila terjadi kebakaran. Saya kira, perlu ada identifikasi sumbernya," ujarnya.
Widi menjelaskan, api bisa muncul karena gas metan yang lepas dari tumpukan sampah terpapar sengatan matahari atau percikan api sehingga menimbulkan kebakaran.
"Oleh karenanya, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dan sosialisasi kepada masyarakat."
"Kami rasa, pemasangan rambu larangan juga harus dilakukan agar masyarakat paham bahaya kebakaran," imbuhnya. (*)
Baca juga: Tekuk Kirgiztan 2-0, Indonesia Puncaki Klasemen Grup F Asian Games 2022 Bareng Korea Utara
Baca juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Rabu 20 September 2023: Naik
Warga Pesaren Kendal Merasa Ditipu Usai Lahan Diklaim Perusahaan, Bupati Turun Tangan |
![]() |
---|
Wajah Baru Kota Pati Tahun Ini Lebih Manjakan Warga, Ada Videotron untuk Nobar |
![]() |
---|
Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Tembus Rp10,3 Triliun, Hotel Penuh |
![]() |
---|
Mayat Terikat Tali di Jurang di Pati Diduga Korban Pembunuhan |
![]() |
---|
Persijap Jepara Kenalkan Najeeb Yakubu untuk Perkuat Lini Pertahanan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.