Berita Semarang

Pimpinan Ponpes di Semarang Diduga Cabuli Santri di Bunker, Begini Kesaksian Warga

Warga sekitar Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang tak menyangkap pimpinan pondok tersebut mencabuli santri perempuan.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IWAN ARIFIANTO
Bangunan dua lantai di permukiman padat penduduk di Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, digunakan sebagai rumah tinggal sekaligus Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi, Kamis (7/9/2023). Pimpinan ponpes, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari, ditangkap polisi atas kasus dugaan percabulan santriwati. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Warga sekitar Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang tak menyangkap pimpinan pondok tersebut, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari, tega mencabuli santri perempuan.

Di mata warga, Anwar dan sang istri dikenal ramah kepada lingkungan.

Meski begitu, Anwar dinilai keras terhadap santri laki-laki dan tak segan menghukum fisik mereka.

Santri laki-laki juga dipekerjakan membuat bunker yang diduga menjadi lokasi Anwar mencabuli santri perempuan.

Penelusuran di lokasi, Kamis (7/9/2023), akses jalan menuju ke ponpes tersebut berupa jalan menanjak dan sempit.

Ponpes ini berada di permukiman padat penduduk dan dekat kantor Kelurahan Lempongsari, persisnya di RT 03 RW 04, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Baca juga: Kiai Pimpinan Ponpes di Semarang Ditangkap Polisi saat Kabur ke Bekasi, Dilaporkan Cabuli Santri

Lokasi ponpes tersembunyi lantaran tidak ada pelang nama dan terhimpit di antara bangunan rumah warga.

Ada sepeda motor merek Yamaha Vega yang mangkrak lantaran ban bocor dan berdebu.

Sebuah jaket kulit warna hitam kusam menggantung di depan pintu ponpes. Di bawah jaket ada puluhan pasang sandal dan sepatu tertata di rak.

Sementara, di samping motor, tampak sepeda anak berwarna merah muda bersandar di rak sepatu.

Bangunan pondok tersebut seluas sekira 20x10 meter dengan bangunan cor permanen dua lantai.

Terdapat dua meteran listrik PLN di bangunan tersebut dengan nama pelanggan Moh Anwar dan nama pondok pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi.

Sementara, bangunan bunker ada di belakang rumah milik Anwar.

Penampakan bungker di Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang di Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Kamis (7/9/2023). Bungker ini diduga menjadi tempat pimpinan ponpes, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari, mencabuli santri perempuan.
Penampakan bungker di Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang di Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Kamis (7/9/2023). Bungker ini diduga menjadi tempat pimpinan ponpes, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari, mencabuli santri perempuan. (TRIBUNBANYUMAS/Iwan Arifianto)

Keberadaan bunker tersebut dibenarkan pula oleh warga sekitar yang mengaku pernah menyaksikan proses pembangunannya.

"Di pondok itu memang ada ruang bawah tanah, yang bangun pak Bayu (tersangka) dibantu santri laki-lakinya yang disuruh gali gerongan (lubang), kerjanya sampai jam 1 dini hari."

"Lalu, tanah hasil galian dibawa keluar, sepertinya ke pondok satunya di Rejosari," ucap warga sekitar pondok pesantren, Puji Astuti (43).

Pembangunan bunker tersebut sebenarnya sarat dengan konflik lantaran menyerobot tanah milik warga dekat pondok.

"Tanah yang digali itu milik kakak saya, katanya (Anwar) beli (dari kakak Astuti). Tapi, ya itu, tidak jelas mana surat perjanjiannya," ungkapnya.

Baca juga: Tak Hanya Merudapaksa Santri, Kiai Pimpinan Ponpes di Semarang Juga Bawa Kabur Dana Investasi Jemaah

Persoalan tersebut sempat dilaporkan ke pihak kelurahan dan ketua RT setempat tetapi tak ada respon.

"Sudah dilaporkan ke pihak kelurahan, tidak ada tindak lanjutnya. Begitupun ketua RT yang lama, bukan yang ketua sekarang, tak pernah direspon," bebernya.

Kendati begitu, ruang bawah tanah itu tetap dapat diselesaikan menjadi ruangan kamar.

"Membuatnya lama, ada setahunnan lebih. Kabarnya, ruangan bawah tanah itu bagus, saya sih belum pernah masuk," ujarnya.

Beri Hukuman Fisik

Terkait aktivitas di ponpes itu, Astuti mengatakan, layaknya pondok pesantren lain. Ada aktivitas belajar agama, seperti pengajian, tahlilan, dan lainnya.

Namun, Anwar dikenal sebagai pengajar yang keras dan memberi hukuman fisik kepada santri laki-laki saat mereka melakukan kesalahan.

Astuti mengaku dua kali melihat santri pria kena hukuman jongkok dan disuruh berjalan telanjang.

"Ketika santri laki-laki melakukan kesalahan, disuruh jongkok jalan berapa jam gitu. Pernah juga ada santri anak kecil ditelanjangi, disuruh ambil air di bawah pondok. Pungungnya biru-biru," ucapnya, Kamis.

Menurut Astuti, warga sekitar sebenarnya sudah berusaha mencegah aksi kekerasan tersebut.

Namun, hanya ditanggapi dingin oleh yang bersangkutan.

"Kami sudah berusaha negur," ungkapnya.

Ramah kepada Lingkungan

Kendati demikian, sosok Anwari dan istirnya sebenarnya dikenal cukup ramah di mata warga sekitar.

Istrinya juga aktif mengikuti arisan di lingkungan RT setempat.

"Orangnya ke warga ramah, suka nyapa duluan, kan tahu ya sikap mereka ke santri," bebernya.

Mereka tinggal di Lempongsari sudah sekira lima tahun.

Baca juga: Nekat! Suporter PSIS Semarang Palsukan Kartu Panitia Lokal LIB Demi Nonton Gratis Laga PSIS

Dulu, rumah tersebut berupa rumah gubuk, lalu dibangun permanen berupa bangunan cor dua lantai.

Di rumah dua lantai tersebut, Anwar tinggal bersama istri dan enam anaknya, beserta sekira 20 santri, baik perempuan dan laki-laki.

Santri perempuan tidur di lantai bawah bersama Anwar dan keluarga, sedangkan santri laki-laki tidur di lantai dua.

"Ya, fungsi rumah dua, jadi rumah tinggal sekalian pondok pesantren."

"Bangunan rumah tersebut kini sudah kosong, setahun ini," paparnya.

Astuti mengatakan, selama pondok pesantren itu beroperasi, warga sekitar tidak ada yang mengikuti kegiatan keagamaan di pondok tersebut.

Sebaliknya, Anwar juga tidak pernah mengisi kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar.

Warga pun tak menyangka bahwa rumah tersebut menjadi lokasi kasus kekerasan seksual.

"Kami, warga sini, baru tahu akhir-akhir ini di media sosial Facebook. Tentu kami kaget tidak menyangka, petugas kebersihan situ ya kaget," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari, ditangkap Polrestabes Semarang atas kasus pelecehan seksual terhadap para santri.

Anwar ditangkap dalam pelariannya di Kota Bekasi, Jumat (1/9/2023).

"Sudah (ketangkap), nanti kita rilis," ujar Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan saat dihubungi Tribun, Rabu (6/9/2023).

Selain dilaporkan atas kasus pelecehan terhadap santri, Anwar juga dilaporkan atas dugaan penipuan dan penggelapan dana investasi BMT yang dikelola. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved