Berita Jateng

16,8 Ribu Warga Surakarta Nganggur, Sebagian Karena PHK

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Surakarta masih cukup tinggi, yakni mencapai 16.849 orang atau 5,83 persen dari angkatan kerja

Mahfira Putri Maulani/Tribun Jateng
Ratusan pencari kerja saat mengikuti Solo Career Expo Merdeka di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SURAKARTA- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Surakarta masih cukup tinggi, yakni mencapai 16.849 orang atau 5,83 persen dari angkatan kerja.


Kepala Disnaker Solo, Widyastuti Pratiwiningsih mengatakan TPT itu tidak seluruhnya merupakan lulusan baru, namun juga akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Ia menuturkan selama Pandemi Covid-19 memang banyak perusahaan yang melakukan PHK kepada karyawannya agar perusahaan tetap hidup.

Dari jumlah TPT itu, Widyastuti berharap 3.906 tenaga kerja diantaranya bisa terserap pada job fair bertajuk Solo Career Expo.

Ya, pada expo itu ada 3.906 lowongan kerja dari 43 perusahaan. Expo berlangsung di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta hingga hari ini, Jumat (25/8/2023).

Kepada Tribunjateng.com, Widyastuti mengatakan TPT sebelum adanya Covid-19 sudah cukup bagus yakni di angka 4 persen. Namun setelah Pandemi menghadang angka terus naik.

"Sebetulnya sebelum Covid-19 itu kita bagus sudah bagus TPT nya, kita sudah ada di angka sekitar angka 4 persen namun ketika dua tahun berturut-turut ada Covid-19 kita naik menjadi 7,95 % di tahun yang 2021 kita turun menjadi 7,85 %," kata Widyastuti.

Baca juga: Berlangsung Hingga Besok, Ada 3.906 Lowongan Kerja di Solo Career Expo

Selain itu, pada 2022 TPT di Kota Bengawan kembali turun diangka 5,83 persen. Penurunan itu dikatakannya menjadikan Solo menjadi kota terbaik untuk penurunan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Tengah.

Widyastuti mengatakan mengurangi TPT ini harus di dukung perangkat daerah lain apalagi, komitmen Wali Kota, Gibran dengan meningkat UMKM naik kelas.

Seperti diketahui, masyarakat di Kota Solo hampir 100 persen ditopang dari masyarakat yang berjibaku di UMKM. Pelaku UMKM tidak menjadi pekerjaan melainkan kemitraan.

"Kita ketahui juga banyak rekan-rekan dari pekerja di Kota Surakarta ini umumnya online. Ini tidak bisa dikatakan pekerjaan karena itu kemitraan, mereka mendapatkan penghasilan dari pekerjaan yang dilakukan," terangnya.

Baca juga: Undang Suporter PSCS Cilacap, Ini Pesan Forkopimda Jelang Bergulirnya Liga 2 2023/2024

Selain adanya job fair, Widyastuti mengaku pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan TPT di Kota Surakarta. Salah satunya pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis wirausaha.

Ia mengatakan salah satu paket pelatihan ini lengkap hingga permodalan, perizinan, packaging hingga izin BPOM.

Selain itu, pelatihan untuk millenial, kampung produktif, dan program kampung berdaya akronim dari kami bekerja unggul bersama dengan upaya yang digabungkan dengan program Kemenakertrans yaitu kampung produktifitas. (uti)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved