Berita Solo

Duh, Data 500 Mahasiswa UIN Solo Terdaftar di Aplikasi Pinjol. Dipaksa Daftar saat Ikut Ospek Kampus

Data sekitar 500 mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta (Solo) terdaftar di perusahaan pinjaman online (pinjol).

Editor: rika irawati
ISTIMEWA/Tribun Jatim
Ilustrasi pinjol. Data sekitar 500 mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta terdaftar di aplikasi pinjaman online (pinjol) setelah mereka dipaksa mendaftar pinjol saat mengikuti ospek. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO - Data sekitar 500 mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta (Solo) terdaftar di perusahaan pinjaman online (pinjol).

Ini terjadi akibat ulah tak bertanggung jawab Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Surakarta yang menjadi panitia Pengenalan Budaya dan Akademik Kampus (PBAK) atau istilah sebelumnya, Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek).

Dalam kegiatan itu, Dema memaksa mahasiswa baru mengunduh dan mendaftar aplikasi pinjlo yang menjadi sponsor acara tersebut.

Dewan Kode Etik Univesitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta pun turun tangan dan telah menggelar sidang untuk menyelesaikan polemik ini.

Satu di antara langkah yang diambil kampus adalah membuka aduan agar jumlah mahasiswa yang sudah mendaftar pinjol dapat terdata.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Raden Mas Said Surakarta Imam Makruf mengatakan, aduan dibuka sebagai respon kekhawatiran dampak negatif yang ditimbulkan akibat pendaftaran pinjol tersebut.

Selain itu, pihak kampus juga ingin mengetahui jumlah mahasiswa yang terdaftar dalam pinjol.

"Kalau pengakuan dari kemarin (sidang dakwaan ketua Dema), mengakunya 500. Ini rencana kami akan membuat semacam aduan biar kita tahu yang registrasi itu berapa," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Rabu (9/8/2023).

Baca juga: Temukan 434 Tawaran Pinjol Ilegal, OJK Ingatkan Warga Prinsip 2L Sebelum Tergiur Tawaran Pinjol

Adanya aduan tersebut diharapkan dapat melindungi nomor-nomor penting, seperti NIK hingga handphone, jika nantinya ada persoalan di kemudian hari.

"Ini salah satu bagian advokasi kami untuk melindungi mahasiswa. Iya, kami akan kumpulkan data siapa yang registrasi," terangnya.

Disinggung mengenai kapan dibukanya aduan tersebut, pihak kampus mengatakan, masih dalam persiapan.

"Hot Line-nya kami persiapkan dulu dan saya usahakan bisa secepatnya," jelasnya.

Dema UIN Surakarta Dibekukan

Dema UIN Surakarta dinyatakan bersalah setelah menggandeng perusahaan pinjol menjadi sponsor acara PBAK.

Tindakan Dema UIN Surakarta dianggap ilegal karena mencari sponsor tanpa sepengetahuan pimpinan kampus.

Akibat tindakan Dema UIN Surakarta, mahasiswa baru menjadi korban lantaran data mereka telah bocor ke perusahaan pinjol.

Para mahasiswa baru dipaksa mengunduh dan mendaftar ke aplikasi pinjol.

Berdasarkan hasil sidang Dewan Kode Etik UIN Raden Mas Said Surakarta, panitia PBAK tidak ada yang di drop out (DO) karena kasus ini.

Dalam keterangan sidang, tidak disebutkan adanya sanksi akademis untuk panitia, apalagi sanksi drop out alias diberhentikan sebagai mahasiswa.

Namun, tuntutan dari mahasiswa juga dikabulkan, yakni kegiatan PBAK diambilalih universitas.

Selain itu, Dema UIN Raden Mas Said Surakarta juga dibekukan sementara.

Baca juga: Terbujuk Tawaran Investasi Kakak Tingkat, 311 Mahasiswa di Bogor Terjerat Pinjol. Mayoritas dari IPB

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Raden Mas Said Surakarta Imam Makruf mengatakan, hasil sidang kode etik sama dengan tuntutan mahasiswa.

"Hasilnya, sama yang di tuntut di luar. Kegiatan PBAK diambilalih oleh universitas dan fakultas di bawah koordinator rektor," ujarnya, Rabu.

Sementara itu, Dema Universitas juga dibekukan untuk sementara.

Ketua Dema juga dicopot dari jabatannya.

Selain itu, rektorat akan bertemu dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kejadian ini.

"Dema Universitas dihentikan sementara sampai waktu tidak ditentukan," lanjutnya.

Mereka juga bakal memulihkan nama baik universitas.

Kasus ini menjadi pembelajaran bersama.

Pengakuan Mahasiswa Baru

Para mahasiswa baru yang sudah terlanjur memberikan data khawatir data tersebut disalah gunakan.

Mereka meminta Dema, selaku panitia PBAK, bertanggung jawab.

"Saya minta tolong, mas Ketua DEMA jangan suka maksa-maksa kayak gitu," ujar salah satu mahasiswa baru, D, kepada TribunSolo.com.

Selain itu, ia juga meminta agar data mahasiswa yang sudah mendaftar bisa dihapus demi menjaga ranah privat.

"Data saya dan teman-teman maba, kalau bisa, bagaimana caranya, harus dihapuskan (dari Aplikasi), takutnya dijadikan bahan tidak-tidak," ucapnya.

Baca juga: Wow, Akumulasi Utang Warga DKI Jakarta di Pinjol Tembus Rp10,35 Triliun. Hampir Dua Kali APBD Yogya

Sebelumnya, D juga dipaksa mendaftar aplikasi pinjol saat masa pembekalan PBAK hari pertama di sesi kedua.

Ia dipaksa mendaftarkan atau registrasi membuka akun di tiga aplikasi yang menjadi sponsor PBAK.

Ia sempat berusaha mengelak dengan kembali mempertanyakan tak ada kewajiban dirinya untuk mendaftar tiga aplikasi tersebut.

"Saya ngelak, buat apa regis-regis (registrasi) kayak gitu (aplikasi)? Wong ya orangtua saya masih bisa nyukupin kebutuhan saya di sini," jelasnya.

Saat ia mengucapkan hal tersebut, salah satu sales lalu menghampiri.

"Salesnya itu menghampiri saya, malah HP saya diambil paksa sama dia (sales)," ucap mahasiswa tersebut.

D sebelumnya juga sudah memberikan alasan kalau penyimpanan HP-nya sudah penuh.

Ketika waktu sudah menunjukkan waktu salat, D tidak diperbolehkan pergi.

"Harus regis dulu (sebelum pergi)," paparnya.

Beberapa data diri yang diminta saat registrasi sendiri di antaranya meminta foto KTP dan selfie menggunakan KTP.

"Ya, paling bahaya ya KTP itu, saya sudah curiga. Sama masukan nomer orang terdekat," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Data 500 Maba UIN Solo Masuk Pinjol, Pimpinan Kampus Buka Aduan dan Berjanji Lindungi Data Mahasiswa.

Baca juga: Warga Diminta Berhemat Air, BMKG Prediksi Puncak Kemarau Agustus-September Terjadi Bersamaan El Nino

Baca juga: PSM Makassar Tolak Lepas Pemainnya Ikuti TC Piala AFF U-23, Persib Bandung Masih Pikir-pikir

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved