Kecelakaan Rombongan Kepala MI

Hasil Olah TKP, Kecelakaan Mobil Guru MI dari Banyumas di Tol Solo-Ngawi Diduga Dipicu Sopir Ngantuk

Kecelakaan mobil pembawa rombongan guru MI Maarif se-Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, di tol Solo-Ngawi, diduga dipicu sopir mengantuk.

Editor: rika irawati
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Mobil elf pembawa rombongan kepala MI dari Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, ringsek di bagian depan usai terlibat kecelakaan di Jalan Tol Solo-Ngawi di Sragen, Kamis (6/7/2023) pagi. Dalam kejadian ini, dua orang meninggal dunia. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN - Kecelakaan mobil Suzuki Elf pembawa rombongan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif se-Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), di Tol Solo-Ngawi, Kamis (6/7/2023) pagi, diduga akibat sopir mengantuk.

Kasus ini masih ditangani Polres Sragen.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Sragen Iptu Irwan Marviyanto mengatakan, mobil rombongan guru ini mengalami kecelakaan setelah melakukan ziarah dari Jombang, Jawa Timur (Jatim).

Rombongan tersebut berisikan 11 guru, satu pengawas, seorang sopir dan seorang sopir pengganti.

Elf tersebut menabrak kendaraan truk di Kilometer 536+500 Tol Solo-Ngawi, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng).

"Rombongan ini (dari) ziarah, warga Ajibarang, Banyumas. rombongan guru-guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)," kata Irwan, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: Dengar Ledakan saat Melaju Santai di Tol Solo-Ngawi, Sopir Tronton Kaget Lihat Mobil di Kolong Truk

Penyebab kecelakaan, diduga sopir kurang konsentrasi sehingga mengakibatkan dua orang tewas.

Adapun korban tewas yakni sopir kendaraan Elf, Sukiman (32) dan Darsikin (43), penumpang Elf, warga Banyumas, Jawa Tengah.

"Sesuai hasil olah TKP (tempat kejadian perkara) kami, mungkin pengemudi kurang konsentrasi dan mungkin dipaksakan untuk tetap mengemudi saat kondisi mengantuk," katanya.

Ditabrak dari Belakang

Sementara, sopir truk tronton bernomor polisi H 1981 CA, Darto, menceritakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 05.00 WIB.

Saat itu, dirinya melaju santai di jalur B, dalam kecepatan normal, yakni 50-60 kilometer/jam.

Kemudian, tiba-tiba, dia mendengar bunyi ledakan.

"Jam 05.00 WIB pagi, saya jalan dengan kecepatan 50-60 kilometer/jam. Saya kaget dengar bunyi duaarrr, saya minggir sedikit-sedikit," katanya dikutip dari TribunSolo.com, Kamis.

Awalnya, ia mengira, suara ledakan tersebut berasal dari ban pecah.

Namun, ketika Darto memeriksa, tidak ada ban yang pecah.

Baca juga: Firasat Penumpang Mobil Kepala MI Banyumas Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi: Ketemu Banyak Ambulans

Darto kaget malah melihat bagian belakang kolong truk sudah ada mobil yang tersangkut.

"Saya cek, saya lihat, saya kira roda saya yang pecah. Saya cek di sebelah, tidak ada, nggak tahunya ada mobil sudah nancap," jelasnya.

"Waduh, saya langsung lari, saya ketakutan sendiri. Saya dengar banyak yang minta tolong, saya tidak berani mendekat," jelasnya.

Darto sempat meminta bantuan pengendara yang lewat namun tidak ada yang berhenti.

Setengah jam kemudian, bantuan dari petugas jalan tol, polisi, hingga ambulans, datang.

Darto merupakan warga Gresik, Jawa Timur.

Saat kejadian, Darto tengah mengangkut pakan ternak dari Gresik menuju Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.

Dalam kejadian itu, dia dan seorang kernet tidak mengalami luka.

"Iya, ditabrak dari belakang, saya tidak tahu, tahu-tahu mobilnya sudah nancap tidak bisa lepas. Saya kurang tahu, apa sopirnya ngantuk apa bannya meledak duluan, saya tidak tahu," ujarnya. (kompas.com/tribunsolo.com)

Baca juga: Belum Genap 5 Bulan Menjabat, Pengurus PSSI Pimpinan Erick Thohir Ditagih Utang Hampir Rp100 Miliar

Baca juga: Cegah Antraks, Pemprov Jateng Siapkan 25 Ribu Dosis Vaksin untuk Ternak di Perbatasan DIY

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved