Berita Nasional

Hampir 5 Bulan Negosiasi Tak Hasilkan Titik Temu, KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air Kapten Philips

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengancam menembak pilot Susi Air Kapten Philips Mark Methrtens.

Editor: rika irawati
Tribun-Papua.com/Istimewa
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens yang mereka sandera. Hampir lima bulan menyandera, KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam menembak Kapten Philip. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAYAPURA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengancam menembak pilot Susi Air Kapten Philips Mark Methrtens.

Philips disandera KKB wilayah Kabupaten Nduga, Papua Tengah, pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu.

Ancaman penembakan ini disampaikan Egianus setelah berbulan-bulan, proses negosiasi dengan pemerintah Indonesia belum menemukan titik terang.

Padahal, Egianus dan anggotanya sudah memberikan waktu kepada pemerintah untuk negosiasi.

"Mengapa Indonesia tidak mampu melakukan external negotation dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)," katanya secara tertulis, dikutip dari Tribun-Papua.com, Selasa (27/6/2023).

Baca juga: Kondisi Pilot Susi Air Terungkap, Disandera KKB Pimpinan Egianus Kogoya. Syarat Lepas: Papua Merdeka

Egianus Kogoya mengatakan, apabila pihaknya menembak pilot Susi Air tersebut maka pemerintah Indonesia lah pihak yang harus bertanggung jawab.

"Kenapa kami katakan begitu? Karena terbukti, hingga saat ini, belum ada negosiasi," ujarnya.

Menurut Egianus, Philip Merhtens adalah karyawan Susi Air dan Susi Air adalah perusahaan milik Indonesia.

"Oleh sebab Itu, pemerintah Indonesia mesti tanggung jawab karena sudah janji mampu menjamin nyawanya," ucapnya.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri menyampaikan, terkait penyanderaan pilot Susi Air tersebut, pihak TNI-Polri masih terus lakukan penyelematan.

Kata Fakhiri, kini, tim memusatkan penelusuran di sekitar wilayah Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Dalam proses penyelamatan ini, perlu berkolaborasi dengan Satgas Damai Cartenz dan TNI untuk membantu penangkapan terhadap pelaku penyanderaan dan juga untuk menyelamatkan pilot Susi Air tersebut.

"Kami sudah mengambil langkah mulai dari tahap awal sampai dengan terakhir. Saya juga sudah bertemu dengan semua pihak maupun tokoh agama, tokoh masyarakat, untuk dapat bernegosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya," ucap Fakhiri.

Terkait batasan waktu yang diberikan kelompok Egianus Kogoya, kata Fakhiri, hal ini akan menjadi sebuah pertimbangan secara cermat untuk pihaknya melihat proses tersebut secara hati-hati dalam mengambil langkah-langkah penegakan hukum.

"Kami tidak mau, nanti dampak yang kami lakukan itu bisa berakibat fatal pada pilot tersebut dan tentunya kami sudah memetakan bagaimana posisi yang ada pada pilot serta akan membuat rapat khusus untuk mengambil langkah-langkah cepat dalam sisa waktu yang ada ini untuk bisa betul-betul baik langkah negosiasi dan penegakan hukum akan kita lakukan," ujarnya.

Baca juga: 22 Hari Pilot Susi Air Disandera KKB di Papua, Susi Pudjiastuti Harapkan Pembebasan Tanpa Syarat

Lebih lanjut, Irjen Fakhiri mengatakan, pihaknya selalu menyiapkan ruang untuk bernegosiasi dan untuk siapapun yang merasa mampu berkomunikasi, aparat keamanan akan memberikan jaminan untuk silahkan berkomunikasi tapi juga mempunyai batas waktu.

"Saya tidak bisa memberikan waktu cukup lama karena kami kan selalu ditanya sudah berapa lama kapan tentunya kecermatan dan ketelitian ini yang kita selalu dihitung dengan baik dan diperhatikan," ucap Fakhiri.

Diakhir, Irjen Fakhiri mengatakan, jika ada unsur masyarakat dan unsur pemerintah yang terlibat aktif dalam membantu kelompok Egianus Kogoya, tentunya akan berhadapan dengan proses hukum.

"Saya tidak akan main-main lagi dan saya sudah warning tapi mereka selalu main-main dengan itu. Jika ada yang memberikan uang kepada KKB dan memenuhi unsur yang saya katakan, periksa," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Egianus Kogoya: Apabila Philips Methrtens Kami Tembak Maka Pemerintah Indonesia Tanggung Jawab.

Baca juga: 8 Calon Siswa Baru Diduga Palsukan Piagam Prestasi demi Daftar SMP Negeri Favorit di Kota Semarang

Baca juga: Pengakuan Rudi, Setubuhi Anak Kandung dan Bunuh Bayi saat Lahir untuk Ritual Pesugihan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved