Polemik Wisuda

Ramai Wisuda Sekolah Bebani Orangtua, Pemprov Jateng Bakal Ambil Tindakan

Kepala Seksi SMA dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Dwi Sucipto melarang wisuda dengan pungutan.

|
Permata Putra/TRIBUNBANYUMAS
Kepala Seksi SMA dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Dwi Sucipto, saat ditemui TribunBanyumas.com, Rabu (21/6/2023). Media sosial ramai warganet meminta agar acara wisuda sekolah TK hingga SMA ditiadakan saja. Banyak yang menilai acara wisuda cukup diadakan di tingkat perguruan tinggi saja. 

Artinya sekolah melarang menyelenggarakan kegiatan piknik," jelasnya.

Namun fakta di lapangan terkadang dihadapkan dalam situasi dilematis.

Baca juga: Pemkab Kebumen Anggarkan Rp 20 Miliar untuk Insentif Guru PAUD

Karena ada juga beberapa kegiatan seperti wisuda yang datang dari keingan anak-anak atau pelajar itu sendiri.

"Ada yang datang dari kemauannya anaknya sendiri, tapi tiba-tiba ada aduan orangtua anak dan komite.

Oleh karena itu wisuda bisa saja diganti dengan seperti upacara dan pelepasan biasa," katanya.

Salah satu orangtua siswa, Puji Lestari (45) warga Jatilawang, Banyumas mengatakan memang benar wisuda hanya untuk sarjana saja.

"Namanya wisuda buat perguruan tinggi, sebagai wujud pencapaian dalam sekolah.

Tapi kalau masih SMA tidak perlu.

Pelepasan biasa saja tidak masalah.

Lagi pula tambah dana macem-macem, seperti baju seragam, plakat, medali. 

Hal ini tidak terlalu perlu, malah menambah biaya yang mestinya buat keperluan lain," katanya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved