BPJS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

Jaman Sudah Berubah, Tidak Perlu Jual Rumah Hanya Untuk Berobat

Antrean online yang dikembangkan BPJS Kesehatan untuk mengurangi penumpukan peserta JKN dan memudahkan peserta JKN melihat estimasi waktu tunggu

IST
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Purnawirawan Warakawuri TNI-Polri (Pepabri) Kabupaten Banyumas, L Isworobroto Letkol (Purn) menuturkan kisahnya sebagai pasien penderita Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST). Saat ini, Isworobroto merupakan peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kelas satu segmen Bukan Pekerja (BP) dari Penerima Pensiun TNI dan masih rutin meminum obatnya. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Purnawirawan Warakawuri TNI-Polri (Pepabri) Kabupaten Banyumas, L Isworobroto Letkol (Purn) menuturkan kisahnya sebagai pasien penderita Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST), jenis tumor langka yang berasal dari sistem pencernaan yang ia rasakan selama 15 tahun. Dirinya telah menjalani operasi pada tahun 2008 karena tumor atau kanker yang ia derita telah merambah ke organ-organ tubuh.

"Waktu itu dokter menyatakan harus ada organ yang diambil. Setelah proses operasi selesai, dokter menyatakan bahwa saya tidak perlu melakukan kemoterapi dan diminta untuk mengonsumsi obat tertentu," kata Isworobroto.

Saat ini, Isworobroto merupakan peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kelas satu segmen Bukan Pekerja (BP) dari Penerima Pensiun TNI dan masih rutin meminum obatnya. Menurutnya, apabila obat ini dinilai dengan uang, obat ini cukup mahal karena dirinya setiap hari harus minum empat butir sekaligus dalam sehari. Ia memperkirakan dalam sebulan obat ini bernilai lebih dari Rp25 juta.

"Obat yang saya konsumsi sifatnya bukan untuk menyembuhkan tetapi untuk menghambat supaya kanker tidak berkembang ke organ yang masih tersisa atau menjalar ke organ lainnya. Saya harus mengonsumsi obat ini seumur hidup. Pengobatan ini sudah saya jalani selama 15 tahun. Saya bersyukur dan merasa terbantu karena kalau obat semahal itu harus beli, saya tidak mampu," tambahnya.

Baca juga: 100 persen Kepesertaan JKN, BPJS Kesehatan Purwokerto Kolaborasi Dengan DPMPTSP Cilacap

Purnawirawan berusia 80 tahun itu juga menceritakan pengalaman di masa lalu mendapatkan obat sebelum adanya BPJS Kesehatan. Ia menggunakan surat pernyataan keterangan tidak mampu dari kelurahan untuk mendapatkan bantuan pengobatan dari pemerintah.

“Dalam perjalanan pengobatan saya waktu itu cukup unik. Obat saya harus diambil sendiri di rumah sakit daerah Sunter, Jakarta dan bungkus obat bekasnya harus dikembalikan sebagai pertanggungjawaban. Selang beberapa waktu akhirnya obat tersebut didistribusikan ke wilayah-wilayah provinsi dan saya mengambil di RSUP dr. Kariadi Semarang," katanya.

"Tetapi hal ini sudah tidak saya rasakan lagi setelah adanya BPJS Kesehatan. Tidak perlu dengan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan lagi, cukup dengan menjadi peserta JKN dan menunjukan Kartu JKN atau Nomor Induk Kependudukan (NIK), saya sudah bisa mendapatkan layanan kesehatan,” tambah Isworobroto. 

Selain dirinya mendapatkan obat gratis untuk pengobatannya, ia menyampaikan untuk sistem pengambilan obat di RSUD Margono Purwokerto pelayanannya bagus. Baik pasien umum atau pasien JKN di Apotek RSUD Margono, apabila pasien tidak ingin menunggu lama untuk obatnya, pasien bisa minta obatnya untuk diantar dengan biaya gratis.

Antrean online yang dikembangkan BPJS Kesehatan untuk mengurangi penumpukan peserta JKN dan memudahkan peserta JKN melihat estimasi waktu tunggu pelayanan turut dirasakan manfaatnya oleh Isworobroto.

Baca juga: RSUD Margono Purwokerto Berikan Layanan Mudah Cepat dan Setara Kepada Peserta JKN

"Untuk saat ini pelayanan kontrol dokter dan pelayanan obat yang saya gunakan sebagai peserta JKN prosesnya sangat nyaman sekali. Sekarang ada sistem antrean online dimana begitu datang tidak perlu datang ke loket pendaftaran dan saya bisa langsung ke poli klinik hematologi dan onkologi. Saya ditangani sesuai dengan nomor urut antrean," kata Isworobroto.

Purnawirawan dengan moto hidup “don’t give up tetap semangat” ini memberikan pesan kepada penderita kanker untuk selalu disiplin meminum obat, menjalani perawatan, dan tidak menyepelekan kondisi tubuh. 

“Dulu sebelum ada Program JKN untuk berobat kita bisa sampai menjual rumah. Sekarang dengan Program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan pembiayaan pengobatan kita mudah, gratis dan ditanggung seumur hidup. Kita tidak usah memikirkan pembiayaannya lagi dan bisa menjalani perawatan dengan baik dan optimal,” katanya. (*)

Baca juga: Janji Layanan JKN BPJS Kesehatan Purwokerto Demi Tingkatkan Kepuasan Peserta

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved