Berita Jateng

Bisnis Ecoprint di Semarang Raup Omset Puluhan Juta Perbulan, Ini Kiatnya

produk-produk ecoprint, yaitu produk yang dibuat dengan teknik cetak menggunakan pewarna kain alami.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: khoirul muzaki
Idayatul Rohmah/Tribun Jateng
Erna Wahyuningsih, pemilik brand produk fesyen ramah lingkungan, Fuchsia dari Sambiroto, Semarang sedang menunjukkan produk-produknya dalam acara IKM Fashion Award 2023 di ruang Lokakrida, Gedung Moch Ichsan Lantai 8, Balaikota Semarang, Rabu 

"Kalau tas kulit harganya bervariasi. Tertinggi itu terbaru, ada batik tulis mix eco, tapi batiknya juga pewarna alam. harganya Rp 2 juta per dua meter," sebutnya.

Menurutnya, semua produk yang ia hasilkan terbuat dari bahan-bahan alami. Terutama dari zat warnanya, yang memanfaatkan tanaman yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar seperti kayu secang, Ketapang, dan lain sebagainya.

Erna mengatakan, zat warna ini selain ramah lingkungan juga mempunyai ciri khas jejak daun yang cantik dan unik sehingga peminatnya pun banyak.

"Seninya itu dari jejak (daun)nya dan tergantung dari treatmen-nya.

Peminatnya juga banyak banget, lagi booming istilahnya.

Sampai bulan Mei ini, kami orderan sampai 80 Pcs kain sampai akhir Mei harus sudah selesai," katanya sumringah.

Menurut Erna, peminat dari Fuchsia sendiri sejauh ini berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Adapun selain itu juga telah sampai di luar negeri.

"Untuk luar negeri, kemarin dibawa juga ke Belanda namun belum bisa dibilang ekspor karena pembeli yang belanja di sini untuk dibawa ke sana. Selain Belanda, juga sampai Jerman dan Jepang," ungkapnya.

Adapun di tengah maraknya bisnis ecoprint saat ini, menurut Erna merupakan tantangan baginya untuk terus berinovasi.

"Jadi kita bersaing dalam kecantikan jejak. Hasil karya kita harus ditingkatkan terus, harus ada beda dari yang lain.

Kalau di Fuchsia, ciri khasnya itu gradasinya. Jadi dalam satu kain bisa tiga sampai lima warna.

Kemudian inovasi pada tekniknya tidak hanya monoton daun. Kadang kami ada teknik dibentuk khas Semarang seperti warak ngendog, tapi cetakannya dari daun, kemudian ada juga wayang.

Kami sebisa mungkin ecoprint ini bisa sesuai dengan anak-anak muda sampai dewasa," imbuhnya. (idy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved