OTT KPK DJKA Semarang
Wawancara Eksklusif Putu Sumarjaya Sebelum OTT KPK: Rel Ganda KA Prupuk-Tegal dan Maos-Cilacap
Berikut wawancara eksklusif TribunBanyumas.com bersama Kepala Balai Teknik Perkeretapian Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya sebelum terjaring OTT KPK.
Pembanguna rel kereta Maos-Cilacap tersebut, lanjutnya, sebetulnya diusulkan pada 2021, namun karena ada efisiensi anggaran untuk penanganan Covid-19 sehingga sempat tertunda.
"Mudah-mudahan pada 2023 bisa dianggarkan dan terealisasi untuk perlintasan Maos-Cilacap ini," ungkap pria yang berasal dari Bali ini.
Selain itu, ada juga peningkatan prasarana di jalur Prupuk-Tegal.
Baca juga: KPK OTT di Lingkungan DJKA Jateng, Siapa?
Jalur tersebut direncanakan dibangun double track untuk meningkatkan frekuensi perjalanan kereta api dari Jateng bagian selatan ke utara hingga Kota Semarang.
"Kami ada bottleneck di jalur Prupuk-Tegal yang masih single.
Kami akan bangun double track, sehingga kapasitas meningkat, dan jarak tempuh lebih pendek," ujarnya.
Bottleneck atau hambatan perjalanan kereta api, kata dia, juga terjadi di jalur Semarang-Solo.
Padahal, jalur tersebut penting untuk menghubungkan kota-kota besar di Jawa Tengah.
"Bottleneck jalur Semarang-Solo ada di Simpang Joglo, itu macet luar biasa.
Karenanya agar bisa meningkatkan kelancaran perjalanan kereta api, dan meningkatkan kapasitas perjalanan atau frekuensi, supaya bisa ditempuh jarak pendek, bisa dibangun flyover.
Jika bottleneck tersebut bisa diatasi, frekuensi perjalanan kereta api bisa ditambah," imbuhnya.
Terkait reaktivasi jalur kereta api di Jawa Tengah, pihaknya belum ada rencana, namun sudah ada usulan.
Yakni pembangunan kembali atau reaktivasi rel kereta api dari Semarang hingga Lasem Rembang.
Korupsi 4 Proyek
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap empat proyek dimana terjadi korupsi dan suap dalam operasi tangkap tangan (OTT) pegawai Ditjen Perkeretaapian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.