Berita Peternakan

Sukses Beternak Ayam dengan Metode Close House, Begini Tipsnya

Alumni Fakultas Peternakan Unsoed membagi tips beternak ayam sukses dengan manajemen yang tepat.

Editor: khoirul muzaki
Unsoed
Peternakan ayam broiler (ilustrasi) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS-Pekembangan tekhnologi dunia peternakan terutama komoditas unggas sangat cepat. 

Melalui program seleksi yang ketat, perkembangan unggas semakin spesifik pada tujuan budidayanya. 

Alumni Fakultas Peternakan Unsoed angkatan 1986 Ir.Roni Fadilah,S.E.,IPU.,ASEAN Eng mengatakan, ayam niaga petelur dikembangkan dari segi produksi telur. 

Sementara ayam niaga pedaging atau lebih tren disebut ayam Broiler diarahkan pada produksi daging. 

Produktivitas tinggi memberikan tekanan stres yang tinggi juga terhadap ayam. 

"Oleh karena itu perlu tata cara budidaya atau manajemen pemeliharaan ayam yang sangat sesuai untuk kebutuhannya. Terutama di Indonesia sekarang kondisi lingkungan sangat cepat perubahannya," ungkap Roni

Roni yang juga Marketing Service Manager PT. New Hope Indonesia  menjelaskan terkait perkembangan industri perunggasan. 

Melalui proses seleksi yang ketat, perkembangan ayam modern saat ini memiliki proses hiperplasia (pembelahan sel) serta hipertropi (pembesaran sel) yang sangat cepat.

Tantangan yang muncul, untuk mendukung performa optimal 70 persen berasal dari Milieu (lingkungan) yang harus sesuai dengan kebutuhan ayam. 

Salah satu teknologi yang dapat diaplikasikan untuk menstabilkan kondisi lingkungan adalah Close House. 

"Prinsip dasar Close House adalah membuang gas beracun dan udara panas yang diproduksi dari tubuh dan kotoran ayam diganti dengan udara segar (O²), " katanya

Roni mengatakan, SDM yang bekerja mengoperasikan kandang Close House harus benar-benar paham.

Sebab jika salah setting dalam pengoperasiannya, bisa menjadi sangat berbahaya terhadap ayam. Ayam bisa menjadi slow growth (pertumbuhan lambat).

Roni menjelaskan cara menghitung luas penampang dan volume kandang, kemudian kapasitas kipas, serta kebutuhan udara minimum untuk ayam.

"Dengan mengetahui kebutuhan ayam, maka kita bisa menentukan jumlah kipas yang akan dipakai dalam membangun kandang Close House," kata Roni.

Menurut Roni, penting diperhatikan dalam pengoperasian Close House ada wind chill effect (WCE) terhadap ayam. 

Hal ini akan menurunkan suhu efektif yang dirasakan pada ayam. Jika settingan tidak tepat, ayam bisa merasakan kedinginan dan akibatnya sangat fatal, yakni mengalami slow growth.

Roni menambahkan, prinsip dalam setting kipas yaitu, kecepatan angin yang dihasilkan harus sesuai dengan suhu dan kelembaban yang dibutuhkan ayam. 

Selain itu, kebutuhan udara yang diperlukan oleh ayam harus sesuai dengan umur dan bobot ayam. 

"Dan yang ketiga, mempertimbangkan wind chill efek yang dihasilkan dari kecepatan angin terhadap suhu efektif untuk ayam, " katanya

Roni menjelaskan, ayam yang nyaman dengan suplai udara terpenuhi dan Milieu sesuai kebutuhan akan menghasilkan ayam sehat dengan potensi genetik yang optimal menghasilkan IP maksimal .

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved