Berita Sragen
Ingin Terus Mendapat Bantuan dari Pemerintah, Warga di Sragen Tolak Bantuan Jamban dan Disebut Mampu
Ada-ada saja alasan warga miskin di Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen demi terus mendapat bantuan dari pemerintah.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN – Ada-ada saja alasan warga miskin di Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen demi terus mendapat bantuan dari pemerintah.
Satu di antaranya, mereka enggan menerima bantuan jamban dari Pemkab Sragen lantaran khawatir tak mendapat bantuan program lain.
Padahal, program jambanisasi merupakan satu di antara upaya pemerintah meningkatkan kesehatan dan pengentasan kemiskinan.
Hal ini diungkap Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil), Senin (13/3/2023).
Baca juga: Akun Facebook Wakil Ketua DPRD Sragen Diretas Penipu, Pelaku Janji Bangun Masjid dan Minta Uang
Baca juga: Nyaris Terisolasi Akibat Banjir, Warga Gabusan Sragen Tetap Bertahan di Rumah. Andalkan Perahu
Yuni, sapaan akrabnya, mengatakan, pengentasan kemiskinan ekstrim di Sragen masih terkendala validasi data.
Masih ada PNS, TNI, Polri, serta masyarakat mampu, masuk dalam Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) sehingga menerima bantuan.
Selain itu, pemahaman masyarakat dan pola pikir masyarakat terhadap kemiskinan harus diubah.
Dia mengatakan, ada warga yang enggan menerima bantuan agar menerima bantuan lain.
"Kemarin, terjadi di Desa Kadipiro. Ada satu warga kami membutuhkan jamban, kemudian penerima mengatakan, kalau dapat jamban saja nanti ga dapat bantuan lagi."
"Memang, pola pikir dan mindset dari warga itu menjadi PR yang utama," cerita Yuni.
Baca juga: Ibu-ibu Terekam CCTV Curi Susu dan Teh di Swalayan Sembilan Sragen, Sempat Tanya Kasir Soal Minyak
Baca juga: Lagi, Bule Hipnotis Pedagang. Kali Ini Terjadi di Sragen, Bawa Kabur Uang Rp6 Juta Penjual Kelapa
Pemahaman masyarakat ada yang meyakini jika sudah dinyatakan mampu berarti tidak akan mendapatkan bantuan lagi sehingga, pada saat assessment, cenderung tidak mengatakan yang sesungguhnya.
Yuni mengatakan, pihaknya berusaha memvalidasi data secara door to door atau dari rumah ke rumah agar keakuratan data bisa terwujud.
Masalah lain juga ditemukan di Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan.
Menurutnya, ada warga sudah mampu akan dikeluarkan dari DTKS. Namun, petugas di lapangan mengalami penolakan warga.
"Sama, karena biasanya, kalau sudah dinyatakan mampu, tidak mendapatkan bantuan lagi dan itu agak sulit untuk bisa diberikan pemahaman kepada masyarakat," ungkapnya. (*)
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Rabu 15 Maret 2023: Tembus Rp1,1 Juta Per Gram
Baca juga: Buka Pendaftaran, AHM Gelar Mudik dan Balik Bareng Honda
kemiskinan ekstrem
jamban
jambanisasi
bupati sragen
Kusdinar Untung Yuni Sukowati
bantuan pemerintah
Sragen
Baru Lulus SD, Bocah di Sragen Ketahuan Hamil 7 Bulan oleh Ayah Tiri. Terungkap saat ke Puskesmas |
![]() |
---|
Fortuner Tabrak Bokong Truk Kayu di Tol Solo-Ngawi di Sragen, Tewaskan Wakil Ketua DPRD Ngawi |
![]() |
---|
Jual Gelang Emas Palsu di Sragen, Nenek asal Madiun Berhasil Bawa Kabur Rp20,9 Juta |
![]() |
---|
Perempuan WNA Prancis Ditemukan Tewas di Kamar Mandi Kos di Sragen, Jadi Relawan Pengajar di SD |
![]() |
---|
Plafon SDN Kalimacan Sragen Ambrol Diduga karena Lembap, Kegiatan Belajar Mengajar Dilanjutkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.