Berita Tegal

Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Gunung Slamet di Kabupaten Tegal Ditutup Sampai Waktu Tak Terbatas

Jalur pendakian Gunung Slamet di Kabupaten Tegal ditutup untuk waktu yang belum ditentukan.

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Desta Leila Kartika
Foto ilustrasi. Beberapa pendaki mendata diri di area jalur pendakian Gunung Slamet via Permadi Guci, Kabupaten Tegal, beberapa waktu lalu. Mulai Minggu (26/2/2023), pengelola memutuskan menutup sementara jalur pendakian akibat cuaca ekstrem yang dapat membahayakan pendaki. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SLAWI - Jalur pendakian Gunung Slamet di Kabupaten Tegal ditutup untuk waktu yang belum ditentukan.

Penutupan yang berlaku sejak Minggu (26/2/2023) ini merupakan imbas cuaca ekstrem berupa angin kencang, kabut tebal, dan hujan lebat yang berpotensi membahayakan pendaki.

Penutupan ini dipertegas dengan keluarnya surat edaran dari Perhutani bernomor 0124/058.1/PKB/2023 tentang Penutupan Pendakian Wisata di wilayah KPH Pekalongan Barat.

Informasi mengenai penutupan sementara jalur pendakian ke Gunung Slamet dan surat edaran Perhutani KPH Pekalongan Barat itu disampaikan Kepala UPTD Objek Wisata Kabupaten Tegal Achmad Abdul Hasib, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Mahasiwa Unsoed Pendaki Gunung Slamet Tewas, Warga Banjarnegara, Hal Ini Diduga Jadi Penyebabnya

Baca juga: Pendaki Meninggal di Gunung Slamet Karena Hipotermia Bukan Kali Ini Terjadi, Ini Daftarnya

Hasib menuturkan, terkait surat edaran ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengelola basecamp pendakian dan aparat keamanan.

Di antaranya, di wilayah Bojong dimana terdapat jalur pendakian via basecamp Komunitas Pecinta Alam Pekandangan (Kompak) dan jalur pendakian Gupala serta Permadi Guci di wilayah Bumijawa.

"Kami sepakat menutup sementara sekretariat pendakian Gunung Slamet, baik di jalur Kompak Desa Rembul, Gupala dan Permadi Desa Guci."

"Sehingga, kami, dengan kepolisian, koramil, sudah menyepakati dengan pengelola untuk menutup sementara sampai batas waktu belum ditentukan," jelas Hasib.

Hasib menilai, keputusan tersebut harus diambil karena kondisi cuaca yang masih buruk dan berbahaya bagi pendaki.

Baca juga: Pemuda Pengangguran di Kota Tegal Dilaporkan Cabuli 2 Bocah, Iming-imingi Korban Uang Rp5 Ribu

Baca juga: Pemandian Pancuran 13 Guci Tegal Sudah Dibuka Kembali, Sempat Ditutup Karena Banjir Bandang

Bahkan, sampai Senin (27/2/2023), kondisi cuaca di wilayah atas Guci dan sekitarnya, masih terjadi hujan lebat, angin kencang, disertai kabut tebal.

"Adanya penutupan jalur pendakian tidak terlalu berpengaruh dengan jumlah pengunjung atau minat kunjungan ke wisata Guci karena orang, ketika ke sini kan tujuannya bukan hanya mendaki tapi dominasinya mandi air panas, wisata menginap, spot foto, dan lain-lain," tutur Hasib.

Ketika ditanya apakah alasan lain penutupan jalur pendakian karena peristiwa meninggalnya satu orang pendaki dari Mapala Unsoed Purwokerto saat perjalanan ke puncak Gunung Slamet, Hasib tidak menampik hal tersebut.

Namun, alasan utama, imbuh Hasib, cuaca ekstrem yang membahayakan pendaki.

"Sehingga, saya imbau semuanya untuk selalu waspada, berhati-hati, dan mematuhi aturan atau rambu-rambu yang ada demi keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bersama," ujarnya. (*)

Baca juga: Hanya Bertahan Semalam, Macan Kumbang Temuan di Warung Meyosi Pekalongan Mati: Banyak Organ Rusak

Baca juga: Rumah Sekaligus Bengkel di Rejosari Semarang Terbakar, Istri Gagal Lari akibat Terhimpit Motor

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved