Berita Jateng
Pemandian Pancuran 13 Guci Tegal Sudah Dibuka Kembali, Sempat Ditutup Karena Banjir Bandang
Pemandian Pancuran 13 Guci, Kabupaten Tegal, kembali dibuka setelah ditutup karena dampak banjir bandang di kaki Gunung Slamet.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: mamdukh adi priyanto
Dengan kata lain, ketika di area kolam pancuran 13 dirasa sudah penuh, maka sementara pengunjung ditahan terlebih dahulu menunggu giliran masuk.
Semuanya demi keamanan dan kenyamanan bersama.
"Membahas harga tiket masuk di Pancuran 13 Guci masih sama weeday (hari biasa) dan weekend (hari libur) yaitu Rp20 ribu per orang.
Dari harga tersebut Rp2 ribu nya masuk asuransi.
Sedangkan harga juga sudah termasuk menikmati Pancuran 13 dan kolam renang Barokah," ujar Heri.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, terjadi banjir bandang di Pemandian Air Panas Pancuran 13 Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat (24/2/2023) sore sekitar pukul 14.00 WIB.
Banjir bandang terjadi karena intensitas hujan yang tinggi sejak beberapa hari terakhir sehingga aliran Sungai Gung meluap.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Terbaru Golden Park Guci Tegal: Bisa Nikmati Perosotan Raksasa Pelangi, Spot Foto
Akibat kejadian tersebut, sesuai pantauan TribunBanyumas.com di lokasi pada Sabtu (25/2/2023) pagi sementara pancuran 13 Guci ditutup untuk umum karena sedang dilakukan bersih-bersih oleh pengelola wisata.
Adapun material yang tertinggal pasca banjir bandang yaitu tanah atau lumpur dan pasir kecoklatan.
Air keruh kecoklatan juga masih tersisa dan debit air di pancuran 13 Guci masih cukup deras.
Ditemui saat meninjau di lokasi, Pengelola Pancuran 13 sekaligus Direktur PT Barokah Wisata Guci, Heri Siswanto, menjelaskan kronologi singkat banjir bandang yang video amatirnya sempat viral di media sosial.
Dikatakan, peristiwa banjir bandang terjadi setelah salat jumat atau sekitar pukul 14.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.
Baca juga: Golden Park, Wisata Baru di Guci Tegal: Informasi Harga Tiket dan Wahana
Sedangkan pukul 17.00 WIB sampai malam hari kondisi banjir semakin surut, meskipun air masih keruh kecokelatan dan arus air masih cukup deras.
Untuk kerusakan yang terjadi, dikatakan Heri tidak ada yang fatal tapi lebih kepada material sisa-sisa banjir bandang yang masuk ke area pancuran 13.
Material nya sendiri seperti lumpur dan pasir, sedangkan untuk meterial batu tidak ada.
"Sebetulnya peristiwa seperti ini bukan yang pertama kali, malah bisa dibilang bencana tahunan.
Biasanya antara Desember sampai Maret atau awal tahun," imbuhnya. (*)
Baca juga: Baru! Pemandian Air Hangat Onsen Guci Kabupaten Tegal Tawarkan Pemandangan Alam yang Instagramable
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.