Berita Kebumen

Warga Kaligending Kini Memanfaatkan Gas Metana dari TPA Sampah untuk Memasak, Penggunaan Elpiji Menurun

Mereka kini bisa memanfaatkan gas metana sebagai opsi bahan bakar alternatif untuk menggantikan penggunaan gas elpiji.

|
Editor: Pujiono JS
PEMKAB KEBUMEN
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto melihat pemanfaatan gas metana untuk kompor rumah warga di sekitar Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Kaligending, Kecamatan Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (22/2/2023). 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Dari sampah menjadi berkah. Inilah keuntungan yang dirasakan warga di sekitar Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Kaligending, yang terletak di Kecamatan Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah.

Mereka kini bisa memanfaatkan gas metana sebagai opsi bahan bakar alternatif untuk menggantikan penggunaan gas elpiji.

Gas metana yang dihasilkan dari pengolahan sampah di TPA tersebut dipasok ke rumah-rumah warga untuk memasak dan keperluan dapur lainnya.

Baca juga: Bahas Sampah di Banyumas, KLHK Targetkan 2040 Tak Ada Lagi Sampah yang Dibuang ke TPA

Baca juga: Pengolahan Sampah di Banyumas Dilirik Setwapres, Bupati Husein Jelaskan Inovasi Sampah Beruang

Baca juga: Pria Banjarnegara Bisa Ubah Sampah Plastik Jadi BBM, Hasilnya Sesuai Standar BP Migas

Baca juga: Rumah Warga Kutabima Cilacap Ludes Terbakar. Berawal dari Pemilik Bakar Sampah

Setelah menggunakan gas metana selama empat bulan terakhir, salah satu warga bernama Anjar (35) mengatakan bahwa pengunaan gas elpiji di rumahnya telah menurun secara signifikan.

"Sebelum ada gas metana, satu bulan saya bisa menghabiskan empat tabung gas melon (gas elpiji 3 kg). Sekarang satu bulan hanya satu tabung gas melon, jadi lebih irit," kata Anjar, saat menerima kunjungan bupati dalam rangkaian acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di TPA Kaligending, Rabu (22/2/2023).

Sampai saat ini, Anjar masih tetap menggunakan gas elpiji, karena penggunaan gas metana dibatasi hanya selama tiga jam per hari.

"Alhamdulillah banget, yang pasti penggunaan gasnya lebih irit. Harapannya, pemakaiannya tidak dibatasi, karena saat ini masih dibatasi per tiga jam, pagi sama sore," tutur Anjar.

Anjar mengatakan, kualitas api yang dihasilkan dari gas metana tidak jauh berbeda dengan gas elpiji.

Warnanya tetap biru, tidak menimbulkan bau, dan cepat panas.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, penggunaan gas metana menjadi terobosan untuk menuju kemandirian energi.

"Dari pengelolaan sampah di TPA Kaligending ini sudah ada 35 rumah yang menggunakan gas metana untuk keperluan dapur mereka. Jadi, sudah tidak lagi menggunakan gas elpiji. Semua kami berikan gratis," kata Arif.

Arif meminta agar pengolahan sampah menjadi gas metana terus dikembangkan, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang dapat memamfaatkannya.

Pihaknya mengupayakan bantuan CSR untuk penambahan alat agar bisa semakin berkembang.

"Ini yang mengelola masyarakat sendiri, jadi harus kami dorong agar jaringannya bisa semakin luas. Tentu harus dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Sementara ini, pemakaian masih dibatasi per tiga jam, karena energi yang dihasilnya juga belum banyak," ujar Arif. (***)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Warga Kebumen Manfaatkan Gas Metana dari Sampah TPA untuk Memasak, Pengeluaran Jadi Lebih Irit

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved