Berita Jateng
Jeruk Pamelo Pati Lagi Panen Raya, Saatnya Rasakan Kesegaran Jeruk Khas Bageng
Februari hingga Maret merupakan musim panen raya jeruk pamelo Pati. Ada varietas baru yakni Taji atau akronim tanpa biji. Seperti apa?
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI - Musim panen raya jeruk pamelo Pati telah berlangsung dari Februari hingga Maret.
Di Pati, jeruk pamelo merupakan buah khas unggulan Desa Bageng, Kecamatan Gemong, Pati, Jawa Tengah.
Meskipun secara bentuk mirip dengan jeruk Bali, namun jeruk pamelo memiliki ciri khas terutama dari rasa dan warna.
Ketua Klaster Jeruk Pamelo Kabupaten Pati, Rusdi menuturkan, secara umum pohon jeruk pamelo bisa menghasilkan buah sepanjang tahun.
Baca juga: Bikin Geger! Mobil Honda HRV Terperosok di Tengah Hutan Wukirsari Pati, Warga Tak Lihat Jejak Ban

Jeruk pamelo merupakan varietas unggulan Kabupaten Pati dari Desa Bageng.
Ada varietas jeruk pamelo khas Bageng yakni varetas Taji bahkan sudah terdaftar secara resmi berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 658/Kpts/SR.120/2/2010.
Jeruk pamelo dari Desa Bageng memiliki cita-rasa yang manis, tanpa rasa pahit.
Tekstur buahnya lembut dengan daging buah merah.
Selain itu, sesuai nama varietasnya, yakni jeruk pamelo Bageng Taji (taji akronim dari tanpa biji), buah ini memiliki keunggulan lain, yakni tidak berbiji.
Baca juga: Kejaksaan Tangkap Buron Kasus Korupsi di Pati, Rugikan Negara Rp393 Juta, Buron Sejak 2014
Rusdi menyebut, satu pohon jeruk pamelo bisa menghasilkan ratusan buah dalam satu tahun dengan berat tiap buah bisa mencapai 1 hingga 5 kilogram.
"Di Desa Bageng umumnya tiap warga punya tanaman jeruk pamelo di pekarangan.
Banyak juga yang punya kebun jeruk.
Hasil panen jeruk dikirim sampai ke Medan, Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lain," terang pria yang juga merupakan anggota DPRD Pati ini.
Baca juga: Sempat Kucing-kucingan, Polda Jateng Berhasil Tutup Paksa Dua Penambangan Ilegal di Pati dan Blora
Saat ini, kata dia, harga jeruk pamelo Bageng dibanderol mulai Rp17 ribu sampai Rp18 ribu perkilogram.
Umar Hanafi (30), sengaja menempuh jarak lebih dari 35 kilometer dari kediamannya di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, untuk membeli jeruk pamelo di Desa Bageng.
Muncul Gerakan Pro Sudewo Gelar Istigasah di Lapangan Kayen Pati |
![]() |
---|
Potret Seram Eks Penjara Perempuan Gerwani di Pedalaman Kendal |
![]() |
---|
Eks Kantor Perusahaan Besar Era Kolonial di Semarang Terbakar, Hangus Tapi Masih Kokoh |
![]() |
---|
Buruh Geruduk Kantor DPRD Karanganyar, Minta Bentuk Satgas PHK |
![]() |
---|
Petani di Pakalongan Sulap Sawah Jadi Sirkuit untuk Balap Traktor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.