Berita Tegal
3 Fakta Sejarah Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal: Tempat Pengungsian Korban Rasial Tionghoa
Kelenteng Tek Hay Kiong berusia 2,5 abad atu 262 tahun menjadi saksi perjalanan sejarah warga keturunan Tionghoa di Kota Tegal.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: mamdukh adi priyanto
Chen Li Wei mengatakan, bangunan kelenteng saat itu belum sebagus sekarang.
Setelah berganti empat kapitan lalu dilakukan renovasi besar-besaran, pada 1837.
Saat itu yang memimpin adalah Kapitan Tan Koen Hway.
Baca juga: Imlek di Kelenteng Hok Tik Bio Purwokerto Banyumas Sederhana. Tak Ada Barongsai, Jemaat Terbatas

Dia mendatangkan ahli bangunan dari Tiongkok untuk merenovasi Kelenteng Cin Jin Bio.
Termasuk dalam pembangunannya mendapat donasi dari rekannya Mayor Tan Le Gie dari Batavia dan Mayor Tan Keng Lin dari Semarang.
"Tahun itu terjadi renovasi total Kelenteng Cin Jin Bio hingga bentuk yang bisa kita lihat sekarang Kelenteng Tek Hay Kiong," ujarnya.
Tempat Pengungsian Korban Kerusuhan Rasial
Chen Li Wei menjelaskan, Kelenteng Tek Hay Kiong dari masa ke masa selalu menjadi pusat segala kegiatan bagi warga keturunan Tionghoa di Tegal.
Tidak hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan.
Termasuk tempat untuk menyalurkan kegiatan sosial dan berinteraksi.
Selain itu sejak dulu warga dan semua organisasi masyarakat Tionghoa selalu dipusatkan dan terkoordinir di kelenteng.
"Di Tegal kelenteng juga hanya ada satu.
Jadi ini sebagai pusat kegiatan etnis Tionghoa," ungkapnya.
Baca juga: Lima Pintu Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal Sudah Dibuka, Ritual Warga Tionghoa Jelang Imlek
Chen Li Wei mengatakan, Kelenteng Tek Hay Kiong bahkan dulu pernah menjadi tempat pengungsian korban kerusuhan rasial, pada tahun 1950-an.
Saat itu keturunan Tionghoa yang mengungsi adalah warga dari daerah selatan Tegal, seperti dari Margasari Kabupaten Tegal dan Bumiayu Kabupaten Brebes.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.