Investasi Saham
Harga Saham GOTO Terus Anjlok. Diborong Singapura, Bikin Waswas Mitra Driver dan Investor
Pemerintah Singapura melakukan aksi borong saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang mengalami penurunan harga dalam 13 hari ini.
Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan, fluktuasi nilai saham merupakan hal yang wajar.
Menurutnya, investasi yang dilakukan Telkomsel ke GOTO merupakan investasi yang difokuskan dalam jangka panjang.
"Bersamaan dengan GOTO yang kini telah menjadi perusahaan publik melalui IPO beberapa waktu lalu maka pergerakan nilai saham yang fluktuatif menjadi hal yang wajar," ucap Saki dalam keterangan yang diperoleh Tribunnews, Selasa (6/12/2022).
"Di mana, (pergerakan saham GOTO) akan mengikuti perkembangan pasar sehingga dampaknya bisa saja berjalan dalam jangka pendek dan tetap memiliki peluang untuk tumbuh sesuai dengan konsistensi GoTo dalam pengembangan bisnis, khususnya di sektor digital secara jangka panjang," sambungnya.
Diketahui, investasi Telkomsel ke Gojek dimulai sejak 2020.
Pada tahun 2021, Telkomsel kembali menyuntik modal senilai 450 juta dolar AS atau setara Rp 6,3 triliun.
Awalnya, suntikan modal terjadi pada November 2020 senilai 150 juta dolar AS, dan pada 2021, sebesar 300 juta dolar AS atau setara Rp 4,3 triliun.
Driver Gojek Khawatir
Penurunan harga saham GOTO justru membuat khawatir mitra pengemudi Gojek karena takut biaya aplikasi akan dipotong lebih besar.
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan, penurunan harga saham itu diprediksi akan berdampak pada biaya potongan aplikasi bagi driver Gojek.
Menurutnya, saat ini, Gojek telah menerapkan biaya aplikasi sebesar 20 persen.
Baca juga: Purwokerto dan Cilacap Alami Inflasi di November, Dipicu Kenaikan Harga Telur Ayam dan Rokok Kretek
Baca juga: Dubes RI untuk Perancis Temui Ganjar, Bahas Peluang Ekspor Produk UMKM & Potensi Investasi di Jateng
Angka itu dinilai tak sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 Tahun 2022, tentang perhitungan biaya jasa penggunaan sepeda motor yang digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan aplikasi atau ojek online, sebesar 15 persen.
"Yang sekarang terjadi, biaya potong aplikasi ini ada yang lebih sampai 20 persen sampai 30 persen. Tujuannya, mungkin untuk memperbaiki dari nilai saham."
"Itu bisa terjadi di situ (naik 30 persen), ini prediksi kami dari asosiasi," kata Igun Wicaksono saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/12/2022).
Igun mengatakan, pihaknya tengah memperjuangkan biaya potongan aplikasi Gojek agar sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 tahun 2022.