Berita Batang
Warga Polodoro Batang Tutup Paksa Galian C Ilegal, Khawatir Terjadi Longsor
Ratusan warga Desa Polodoro, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, menutup paksa tambang ilegal di Sungai Jambu, desa setempat, Kamis (1/12/2022).
Penulis: dina indriani | Editor: rika irawati
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Ratusan warga Desa Polodoro, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, menutup paksa tambang ilegal di Sungai Jambu, desa setempat, Kamis (1/12/2022).
Warga khawatir, penambangan tanah di wilayah tersebut memicu longsor.
Pasalnya, jarak lokasi penambangan dengan permukiman sangat dekat.
"Saat ini, jarak antara lokasi galian C dengan rumah warga, hanya sekitar 40 meter saja. Warga takut, curah hujan tinggi, sering kali ada longsor mengenai rumah warga karena tanahnya labil ditambah ada galian, semakin menakutkan," tutur Kepala Desa Polodoro, Turin, saat dihubungi, Senin (01/12/2022).
Baca juga: Kapolda Jateng Ancam Tindak Tegas Penambang Ilegal Galian C, Minta Warga Aktif Melapor
Baca juga: Ada Dua Besaran UMK Batang, Pengusaha dan Buruh Tak Satu Suara, Akhirnya Angka Ini Yang Diusulkan
Turin menjelaskan, awalnya, galian C ilegal tersebut masuk di wilayah Desa Sukomangli, Kecamatan Reban.
Penambangan itu sudah berlangsung sekitar satu tahun.
Namun, lama kelamaan, aktivitas penambangan meluas dan masuk wilayah Desa Polodoro karena ada warga yang menjual tanahnya pada penambang.
"Untuk wilayah galian C ilegal sendiri luasannya mencapai sekitar satu hektar, ketinggian tebing yang terjadi akibat penambangan sekitar 16 meter, dan tanah di situ termasuk lahan yang labil," jelas Turis.
Baca juga: Cekcok Suami Istri di Batang Berakhir Penembakan. Peluru Airsoft Gun Bersarang di Tengkuk Istri
Baca juga: Terbukti Cabuli Anak Kandung, Hak Wali Ayah di Batang Diusulkan Dicabut. Gugatan Diajukan Kejari
Dengan ketinggian tebing yang mencapai belasan meter tersebut maka tidak menutup kemungkinan terjadi longsor yang juga merembet ke lokasi perumahan warga.
"Warga tadi memaksa pemilik galian C ilegal untuk menghentikan aktivitas penambangan karena warga takut jika curah hujan tinggi dapat menyebabkan longsor dan juga banjir besar," imbuhnya
Turin sendiri menegaskan, selama ini, tidak ada kontribusi dari penambang, untuk desa.
"Yang ada malah kerusakan lingkungan yang dikhawatirkan bisa menyebabkan terjadinya bencana."
"Atas desakan warga, investor menyatakan akan menghentikan aktivitas penambangan dan dari hasil pertemuan di balai desa, juga disepakati tidak ada warga yang menjual tanahnya untuk ditambang," ujarnya. (*)
Baca juga: Banjir Bandang Tambakromo Pati Bikin Warga Trauma: Dinding Jebol, Perabot Hanyut, Ternak Hilang
Baca juga: Kematian Ibu dan Bayi di Purbalingga Capai 118 Kasus, Terbanyak Pada Ibu Terjadi akibat Eklamsia
Baca juga: Densus 88 Tangkap 2 Warga Grogol Sukoharjo, Satu Orang Diamankan di Masjid
Baca juga: Perahu Terbalik akibat Baling-baling Tersangkut, Nelayan Tewas Tenggelam di Rawa Pening Semarang