Gempa Cianjur

Banyak Orang Luar Cianjur Datang tanpa Membantu, Warga Pasang Tulisan "Ini Bukan Wisata Bencana"

Warga yang terdampak bencana akhirnya memasang papan bertuliskan "Ini Bukan Wisata Bencana".

Editor: Pujiono JS
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Papan kardus bertuliskan "Ini Bukan Wisata Bencana" terpasang di salah posko pengungsi di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Desa Gasol menjadi salah satu lokasi terdampak paling parah diguncang gempa bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Senin lalu. Lebih dari 60 orang meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan, ratusan orang terluka, ratusan rumah rusak berat dan ringan, ratusan orang harus mengungsi di tenda-tenda terpal. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CIANJUR - Di tengah duka akibat bencana gempa Cianjur, banyak orang dari luar wilayah terdampak yang datang tanpa memberikan bantuan.

Justru orang-orang yang datang itu hanya menonton proses evakuasi dan sesekali melakukan selfie untuk diunggah ke media sosial.

Bahkan ada pula orang-orang dari luar Cianjur yang datang hanya untuk membuat foto atau video tanpa mengulurkan tangan untuk membantu korban dan relawan yang sedang bertugas mengevakuasi jenazah.

Ini bukan wisata bencana
Lokasi longsor di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Desa Cibereum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. - Pengungsi gempa Cianjur merasa geram dengan aksi masyarakat yang menjadikan Cianjur sebagai wisata bencana. Mereka pun akhirnya memasang papan tulisan.

Koordinator Posko Bencana di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Leka mengatakan, hal tersebut membuat relawan merasa terhambat dalam memberikan bantuan kepada korban.

"Sejak hari pertama banyak orang-orang yang melintas berhenti buat memvideokan kondisi di sini bahkan berswafoto sambil ketawa-ketawa dari dalam mobil," kata Leka.

"Malah ada yang turun mau melihat jenazah yang belum dikuburkan hanya untuk foto-foto," tambah Leka dengan nada geram.

"Jadi terhambat, bantuan tidak masuk ke desa terdampak," papar Leka.

Baca juga: Peduli Korban Gempa Cianjur, Siswa SMP Negeri 5 Purwokerto Gelar Salat Gaib dan Galang Dana

Baca juga: PMI Cilacap Kirim Bantuan kepada Korban Gempa Cianjur, Ada Kasur hingga Kerupuk Tengiri

Baca juga: UPDATE Korban Gempa Cianjur: 272 Meninggal, 165 Jenazah Sudah Teridentifikasi, 29 Orang Masih Hilang

"Di sini banyak yang belum mendapat bantuan pada hari pertama dan kedua pascabencana gempa. Baru di hari keempat, pendistribusian bantuan terpenuhi," ujar Leka, dikutip dari TribunJabar.id.

Tak hanya relawan, seorang pengungsi di Posko Kampung Longkewang, Jaka merasakan hal senada dengan Leka.

"Mungkin mereka ada tujuannya juga ingin membantu. Tapi kalau bantuannya tidak terlalu banyak, kan bisa disalurkan ke relawan yang memang bertugas untuk mendistribusikan bantuan," ujarnya.

Dengan kedatangan masyarakat ini, para pengungsi merasa geram.

Mereka pun akhirnya memasang papan bertuliskan "Ini Bukan Wisata Bencana".

Basarnas Ingatkan Bahaya Longsor

Anjing pelacak
Anjing pelacak dilibatkan dalam pencarian warga yang tertimbun saat proses evakuasi di lokasi longsoran tebing di Jalan Raya Puncak, Kampung/Desa/Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Longsor di Kampung Cigenang ini dampak dari gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo pada Senin, 21 November 2022 sekitar pukul 13.15 WIB, yang mengakibatkan akses jalan terputus, serta sejumlah bangunan, kendaraan dan warga tertimbun.

Analis Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Joshua Banjarnahor mengingatkan warga yang datang ke lokasi gempa Cianjur.

Masyarakat tersebut, kata Joshua, datang ke Rumah Makan Shinta, di mana lokasi tersebut adalah akses utama menuju lokasi gempa.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved