Berita Semarang
Patung Gajah di Pertigaan Sraten Semarang dan Asal Usul Desa, Ada Jasa Pemuda Bernama Truno
Keberadaan patung gajah di taman pertigaan Desa Sraten, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ada kaitan dengan asal-usul desa.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG – Keberadaan patung gajah di taman pertigaan Desa Sraten, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Jawa Tengah tidak hanya sebagai hiasan, tetapi ada kaitan dengan asal-usul desa.
Berdasarkan cerita, ada jasa seorang pemuda bernama Truno yang berjasa di balik penamaan Desa Sraten.
Kepala Desa Sraten, Rochmad menuturkan, asal-usul penamaan desa tersebut berawal dari rombongan penggawa Keraton Surakarta menuju ke Demak dengan memakai gajah.
Rombongan tersebut melintas di Desa Sraten.
Baca juga: Grup Kasidah Nasida Ria Semarang Mencari Penyanyi Wanita Solo, Berminat? Syarat dan Cara Mendaftar
"Gajah itu di sini ngamuk tidak karuan akhirnya pemimpin rombongan, panglima perang membuat sayembara," kata Rochmad kepada TribunBanyumas.com, Jumat (11/11/2022).
Sayembara itu dilakukan karena pengawal kerajaan tidak ada yang bisa menaklukkan gajah yang sedang mengamuk tersebut.
Sayembara itu yakni barang siapa yang bisa menaklukkan gajah, maka tempat tersebut akan menjadi tanah yang makmur.
"Pada akhirnya ada seorang pemuda dari wilayah ini yang ikut sayembara bernama Truno.
Saat itu tahun 1850-an gajah yang mengamuk itu bisa tenang kembali," ungkapnya.
Baca juga: Tak Ada Lagi Tempat bagi Pengemis di Semarang, Stiker Larangan Dipasang di Gapura-gapura Gang
Kemudian tanah tersebut oleh rombongan penggawa kerajaan Surakarta dinamakan Srati, yang memiliki arti penjinak gajah liar yang mengamuk.
"Sebelum pergi mereka berucap pada suatu saat nanti di sini akan menjadi desa yang makmur," ucapnya.
Kemudian, berjalannya waktu, karena kebiasaan lidah masyarakat, desa yang awalnya bernama Srati berubah menjadi Sraten.
"Karena Srati dinilai kurang pas, lalu diubah orang dahulu jadi Sraten.
Ada administrasi Kepala Desa pertama itu 1938 sudah menggunakan nama Desa Sraten," jelasnya.
Baca juga: Air Supply Bakal Konser di Marina Convention Center Kota Semarang: Jadwal dan Pemesanan Tiket
Sraten sendiri kata Kepala Desa, sama artinya dengan Srati yang berarti penjinak atau pawang.
Dalam hal ini penjinak gajah.
"Patung gajah itu adalah kenangan.
Karena konon katanya ngamuknya (gajah) di situ.
Warga dahulu membuat patung gajah kecil di situ, kemudian diubah dan dibuat lebih besar dan ada taman di sekelilingnya," katanya.
Baca juga: Kemeriahan Peringatan Hari Pahlawan 2022 di Semarang, Ada Kirab Merah Putih 1001 Meter
Sementara, makam pemuda yang bisa menjinakan gajah, Truno sendiri sampai sekarang tidak diketahui.
Sebab pemuda itu adalah pengembara yang berasal dari Desa Sraten.
"Setelah berhasil menaklukkan gajah itu, Truno kembali mengembara dan sampai saat ini tidak diketahui cerita pengembaraan atau makam Truno," ujarnya. (*)
Baca juga: Satroni 2 Sekolah di Lerep Kabupaten Semarang dalam Satu Malam, Maling Gasak 16 Laptop