Berita Purbalingga
Ikut Summer Course, Ratusan Mahasiswa Asing UMP Banyumas Belajar Tari Lengger dan Ebeg
Sejumlah mahasiswa asing terlihat gembira mengikuti gerakan tarian Lengger di bukit pertapaan Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Sejumlah mahasiswa asing terlihat gembira mengikuti gerakan tarian Lengger di bukit pertapaan Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, Kamis (10/11/2022).
Bersama sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), mereka mengikuti Summer Course yang dikemas dalam UMP International Training dan Course (U-Interact) yang digelar Biro Urusan Internasional (BUI) UMP.
Ada ratusan mahasiswa asing dari 16 negara yang mengikuti acara ini.
Baca juga: Permainan Kentongan di UMP Banyumas Pecahkan Rekor Muri, Libatkan 3009 Mahasiswa Baru
Baca juga: KSP Moeldoko Isi Kuliah Umum di UMP Banyumas, Bicara tentang Kolaborasi
Satu di antara mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris UMP, Munisa (24), mengaku sangat senang bisa berbaur dan belajar budaya Banyumasan.
"Saya sangat senang dengan seni Ebeg atau kuda lumping, menarinya lincah dan kostumnya warna-warni," ungkapnya.
Kepala Biro Urusan Internasional Asst Prof Condro Nur Alim Ph D mengatakan, Summer Course merupakan kegiatan mendukung tercapainya sustainable development goals (SDG’s).
Summer course ini menjadi satu cara memperkenalkan budaya Banyumas, termasuk Lengger dan batik.
Baca juga: Bantu Cegah Inflasi akibat Harga Cabai, TP PKK Banyumas Giatkan Tanam Cabai di Desa-desa
Baca juga: Pikap Bawa 7 Penumpang Tabrak Pohon hingga Terbalik di Ajibarang Banyumas, Dua Orang Tewas
Menurutnya, budaya dapat memberikan banyak perspektif berpikir secara kritis dan meningkatkan pemahaman lintas budaya yang sangat penting untuk mewujudkan harmoni sosial.
"Kita mempelajari tentang budaya dari berbagai masyarakat, terutama budaya Banyumas."
"Itu berarti, kita mendapat pengalaman kultural baru yang memperluas perspektif berpikir secara kritis dan apresiatif," katanya.
Nur Alim juga menjelaskan keterkaitan budaya dengan pencapaian sustainable development goals (SDG), yaitu pengembangkan budaya dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang ada di sekitar. (*)
Baca juga: Jadi Inspektur Upacara Hari Pahlawan, Bupati Purbalingga Beri Pesan Soal Teladan Pantang Menyerah
Baca juga: Diskusi dengan Pengusaha dan Buruh soal UMP, Ganjar: Agar Semua Pihak Memahami Kondisi Masing-masing
Baca juga: Peringati 40 Hari Tragedi Kanjuruhan, Aremania Gelar Aksi Bawa Keranda dan Foto-foto Korban
Baca juga: Guru SMA Negeri di Sragen Intimidasi Murid Tak Berjilbab, Minta Anak Didiknya Bertobat